Facebook Terapkan Algoritma Penjadwalan Linux dari Steam Deck untuk Optimalkan Kinerja Data Center Skala Besar

Meta baru-baru ini mengumumkan penerapan scheduler Linux bernama SCX-LAVD di data center skala besar mereka. Scheduler ini awalnya dikembangkan oleh Valve untuk Steam Deck, konsol gaming handheld, dan kini digunakan untuk mengelola beban kerja berat di pusat data Meta.

Scheduler CPU berfungsi menentukan program mana yang dijalankan di inti CPU dan kapan waktunya. Scheduler Linux standar sangat konservatif karena harus bisa berjalan di berbagai perangkat mulai dari ponsel hingga server. Meta menghadapi tantangan berbeda karena menjalankan server dengan ratusan inti CPU dan beban kerja beragam dengan target latensi yang ketat.

SCX-LAVD dibangun di atas framework Linux sched_ext yang memungkinkan scheduler alternatif diintegrasikan ke kernel tanpa modifikasi besar. Ini memudahkan perusahaan menguji strategi penjadwalan baru dengan aman tanpa perlu memfork kernel Linux.

Singkatan LAVD berarti Latency-Aware Virtual Deadline. Scheduler ini memantau perilaku tugas seperti frekuensi tidur, bangun, dan blokir untuk menentukan tugas mana yang sensitif terhadap latensi. Tugas-tugas tersebut diberi “deadline virtual” lebih awal sehingga mendapatkan prioritas dijalankan saat sistem sibuk.

Pendekatan ini dirancang untuk gaming agar Steam Deck tetap responsif dengan meminimalkan frame drop dan input yang lambat. Di data center Meta, masalah serupa muncul sebagai keterlambatan permintaan web dan pesan yang tertunda. Prinsip dasarnya sama meski aplikasinya berbeda.

Meta menghadapi sejumlah tantangan saat mengadaptasi LAVD untuk server berinti banyak. Antrian penjadwalan pada mesin dengan banyak inti menjadi bottleneck. Tugas yang terkunci pada inti tertentu juga mengganggu performa scheduler. Layanan dengan trafik jaringan tinggi mengalami masalah akurasi perhitungan fairness scheduler karena interrupt yang banyak.

Untuk mengatasi itu, Meta mengubah cara LAVD mengelola antrian tugas, waktu proses, dan akuntansi CPU. Perubahan meliputi preservasi cache locality dan penyesuaian beban interrupt jaringan sehingga beberapa inti diangggap “lebih lambat”. Perbaikan ini tetap otomatis tanpa konfigurasi manual per layanan.

Meta juga memastikan pengoptimalan untuk data center tidak merusak performa Steam Deck. Perubahan yang diterapkan justru bersifat netral atau bermanfaat bagi gaming. Fitur yang tidak diperlukan bisa dinonaktifkan dengan flag kernel, menunjukkan fleksibilitas scheduler ini.

Kisah ini memperlihatkan bagaimana inovasi open source Linux di satu area, seperti konsol game, dapat berkontribusi untuk skala yang jauh lebih besar dalam dunia komputasi awan. Scheduler SCX-LAVD yang membantu pengalaman gaming kini juga menjaga miliaran pesan Meta tetap bergerak tepat waktu.

Berikut beberapa poin penting tentang SCX-LAVD dan penggunaannya di data center Meta:

1. SCX-LAVD adalah scheduler Linux berlatensi rendah yang awalnya buat Steam Deck.
2. Scheduler ini mengadaptasi prioritas tugas secara dinamis berdasarkan perilaku, bukan aturan statis.
3. Meta mengadopsi SCX-LAVD untuk menggantikan scheduler default Linux di server mereka.
4. Penyesuaian dilakukan agar dapat menangani banyak inti CPU dan trafik jaringan tinggi.
5. Scheduler ini membantu menjaga target latensi di beban kerja besar dan beragam.
6. Fleksibilitas kernel flag memungkinkan fitur tertentu aktif/nonaktif sesuai kebutuhan.
7. Inovasi ini menunjukan kekuatan kolaborasi open source dalam skala global.

Penggunaan scheduler game untuk lingkungan server adalah bukti bahwa teknologi lintas sektor dapat menyatu demi meningkatkan efisiensi dan performa. Meta menunjukkan pendekatan praktis dengan memilih solusi yang terbukti di lapangan, tanpa perlu membuat scheduler baru dari nol. Pendekatan ini juga membuka jalan bagi adopsi teknologi serupa di perusahaan dan skala data center lain di masa depan.

Exit mobile version