Perbedaan utama antara akselerator AI Nvidia dan GPU biasa sangat mendasar. GPU tradisional dirancang terutama untuk memproses gambar visual dengan cepat, bukan untuk menangani beban kerja komputasi berat yang terus-menerus seperti pada AI.
GPU standar memiliki banyak logika perangkat keras yang ditujukan untuk grafis. Memori pada GPU tersebut dioptimalisasi untuk mengirim piksel ke layar, bukan untuk mengelola blok data besar secara terus-menerus. Akibatnya, saat beban kerja membesar atau saat diperlukan kolaborasi beberapa kartu dalam satu sistem, komunikasi antar GPU menjadi kendala utama yang mengurangi efisiensi.
Nvidia mengatasi masalah ini dengan membangun akselerator yang fokus murni pada tugas komputasi. Mereka menghilangkan fitur terkait grafis yang tidak diperlukan, memperbesar bandwidth memori, dan merancang sirkuit agar beberapa chip dapat bekerja sama tanpa saling menghambat. Pendekatan ini memungkinkan pengolahan data besar berjalan jauh lebih efisien.
Arsitektur dan Keunggulan NVIDIA H100
Salah satu produk unggulan Nvidia adalah H100. Chip ini dirancang sebagai "workhorse" komputasi untuk pekerjaan matematis yang sangat intensif dan membutuhkan kecepatan dan koordinasi tingkat tinggi. Sistem memori bandwidth-tinggi pada H100 memungkinkan data mengalir jauh lebih cepat dibandingkan GPU gaming biasa.
Selain itu, H100 mendukung format matematika FP8 yang memungkinkan lebih banyak pekerjaan dilakukan dalam setiap siklus tanpa mengorbankan akurasi. Format ini memberi fleksibilitas bagi pengembang untuk memilih antara kecepatan maksimal atau presisi kalkulasi sesuai kebutuhan pekerjaan komputasi.
Konektivitas antar unit H100 juga sangat cepat, memungkinkan sejumlah kartu bekerja sebagai satu prosesor raksasa. Skalabilitas ini sangat krusial untuk menangani beban kerja yang terlalu besar bagi satu mesin, meningkatkan efisiensi dan menghemat energi serta waktu pemrosesan.
Kapan Perlu Menggunakan AI Accelerator Dibanding GPU
Pemilihan antara GPU biasa dan akselerator AI tergantung pada kebutuhan penggunaan. GPU seperti Nvidia GeForce RTX cocok untuk gaming, pengeditan video, dan eksperimen AI kecil di rumah karena harganya relatif terjangkau dan sudah cukup cepat untuk model-model kecil.
Namun, saat proyek AI meningkat menjadi skala besar dengan kebutuhan performa tinggi yang harus berjalan tanpa gangguan, akselerator seperti H100 menjadi pilihan tepat. Konsistensi dan kemampuan skala besar dari akselerator mencegah terjadinya bottleneck dan menghindarkan pemborosan sumber daya yang bisa berakibat pada kerugian bisnis.
Faktor-faktor utama perbedaan GPU biasa dan AI Accelerator Nvidia
- Fokus desain: GPU biasa didesain untuk grafis, akselerator khusus untuk komputasi berat.
- Bandwidth memori: Akselerator memiliki bandwidth jauh lebih besar untuk memproses data.
- Format data: Dukungan FP8 untuk meningkatkan efisiensi kerja akselerator.
- Skalabilitas: Konektor cepat untuk menggabungkan banyak akselerator tanpa delay.
- Efisiensi energi: Akselerator meminimalkan waktu idle dan konsumsi daya yang tidak perlu.
Keunggulan ini menjadikan akselerator Nvidia seperti H100 sangat penting di lingkungan produksi dan riset besar yang menuntut kecepatan dan kestabilan tingkat tinggi.
Memilih antara GPU dan akselerator harus didasarkan pada skala dan tujuan komputasi AI. Untuk penggunaan pribadi dengan model kecil dan eksperimental, GPU tradisional sudah cukup. Namun untuk aplikasi industri dan penelitian besar, akselerator khusus lebih layak dipertimbangkan karena mampu menangani beban kerja yang jauh lebih kompleks dan meminimalkan pemborosan waktu serta biaya.
