Mengapa Ruang Angkasa Tidak Sepenuhnya Gelap? Menelisik Tempat Paling Gelap di Alam Semesta

Shopee Flash Sale

Ruang angkasa sering kali dianggap gelap tanpa batas ketika kita menatap langit malam. Namun, ruang angkasa tidak benar-benar gelap karena ada berbagai sumber dan fenomena yang membuatnya memancarkan cahaya samar. Para astronom menjelaskan bahwa debu kosmik memainkan peran penting dalam memantulkan dan menyebarkan cahaya, sehingga sebagian besar ruang angkasa memiliki latar cahaya yang menghilangkan kesan gelap total.

Menurut Marc Postman dari Space Telescope Science Institute (STScI), debu antarbintang bertindak seperti cermin kecil yang memantulkan cahaya ke arah kita, meski intensitasnya sangat rendah. Selain itu, cahaya yang terlihat oleh mata manusia hanya sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik yang ada di alam semesta. Astrofisikawan Andreas Burkert menjelaskan bahwa ruang angkasa cukup terang jika dilihat dalam spektrum lain seperti sinar gamma dan ultraviolet.

Material yang Menyerap Cahaya Membuat Objek Terlihat Gelap

Beberapa benda di tata surya tampak sangat gelap karena permukaannya mampu menyerap hampir seluruh cahaya yang jatuh padanya. Fenomena ini disebut albedo, yaitu persentase cahaya yang dipantulkan oleh permukaan objek. Contohnya, komet Borrelly hanya memantulkan kurang dari 3% cahaya matahari yang menerpanya sehingga terlihat sangat gelap.

Exoplanet TrES-2 b bahkan lebih ekstrem lagi, dengan tingkat pantulan cahaya kurang dari 1%. Kandungan natrium dan titanium oksida di atmosfernya diduga menjadi penyebab rendahnya albedo ini. Saat berbicara tentang kegelapan, lubang hitam juga menjadi contoh menarik. Lubang hitam tampak gelap karena cahaya yang melewati event horizon tidak bisa keluar lagi, membuatnya terlihat seperti “lubang” gelap di ruang angkasa.

Bayangan Abadi dan Awan Debu yang Menghalangi Cahaya

Kegelapan juga dapat terjadi akibat cahaya yang terhalang atau diblokir. Misalnya, beberapa kawah di kutub Bulan mengalami bayangan permanen karena tidak pernah tersinari langsung oleh matahari. Kondisi serupa berlaku pada kawah-kawah di Pluto yang sangat jauh dari sumber cahaya.

Selain itu, awan debu padat seperti Bok globules bertindak sebagai penghalang cahaya. Awan-awan ini menyerap dan memblokir cahaya tampak dari bintang di belakangnya, sehingga tampak seperti lubang hitam di langit. Burkert yang mempelajari objek Barnard 68 menyebutkan bahwa walaupun gelap dalam spektrum cahaya tampak, awan debu ini tidak sepenuhnya gelap saat diamati menggunakan spektrum inframerah.

Sudut-Sudut Paling Gelap di Galaksi dan Alam Semesta

Tidak semua bagian ruang angkasa mendapat pencahayaan yang sama. Ada wilayah yang sangat jauh dari sumber cahaya, sehingga cahayanya sangat redup. Studi yang dipublikasikan pada 2021 di The Astrophysical Journal menggunakan data wahana NASA New Horizons menunjukkan area tertentu yang 10 kali lebih gelap dibandingkan area di dekat Bumi. Meski begitu, cahaya latar kosmik tetap ada di wilayah tersebut.

Menariknya, Bumi berada dalam sebuah “gelembung gelap” di galaksi Bima Sakti. Kondisi ini memungkinkan kita melihat jauh ke luar angkasa tanpa terlalu banyak gangguan cahaya yang berasal dari sekitar galaksi. Andreas Burkert menilai keberadaan gelembung ini sangat penting bagi perkembangan astronomi karena memungkinkan pengamatan bintang dan objek jauh secara lebih jelas.

Pentingnya Memahami Kegelapan di Ruang Angkasa

Pemahaman tentang mengapa ruang angkasa tidak benar-benar gelap membantu astronom dan ilmuwan menginterpretasikan fenomena kosmik lebih akurat. Kegelapan yang tampak disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pantulan debu, penyerap cahaya, sampai halangan fisik seperti awan debu dan bayangan permanen. Pengamatan dalam berbagai spektrum elektromagnetik membuka wawasan baru tentang bagaimana ruang angkasa sebenarnya menyimpan sumber cahaya yang tidak kita lihat dengan mata telanjang.

Dengan mempelajari ruang angkasa dari sisi tersuramnya, kita juga bisa lebih memahami struktur dan kondisi lingkungan sekitar planet, bintang, dan galaksi. Hal ini memberi gambaran lebih lengkap tentang alam semesta yang dinamis dan penuh kejutan di luar kegelapan yang tampak.

Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com

Berita Terkait

Back to top button