Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mencari investor untuk menggarap 108 cekungan migas yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari total 128 cekungan migas yang teridentifikasi, baru 20 cekungan yang telah dikembangkan, sehingga 108 cekungan lainnya masih menunggu eksplorasi lebih lanjut.
Badan Geologi ESDM menilai eksplorasi adalah cara paling efektif untuk menemukan lapangan migas baru yang bisa meningkatkan produksi nasional secara signifikan. Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi, Edy Slameto, menyampaikan semakin luas area eksplorasi maka potensi menemukan cadangan baru akan semakin besar.
Prioritas Eksplorasi Berdasarkan Peringkat Potensi
Badan Geologi telah mengelompokkan 108 cekungan tersebut berdasarkan parameter potensi keberadaan sumber daya migas. Cekungan dengan peluang yang lebih tinggi menjadi prioritas pengerjaan, sedangkan cekungan yang potensinya rendah akan menunggu giliran sesuai skala prioritas. Pendekatan ini dilakukan agar pengalokasian sumber daya eksplorasi menjadi lebih efisien.
Tidak semua kegiatan eksplorasi dapat dibiayai pemerintah melalui APBN, terutama di wilayah yang risiko geologinya tinggi. Oleh sebab itu, pemerintah membuka peluang kerja sama dengan investor melalui penyediaan data dan berbagai insentif. Hal ini bertujuan agar investor memiliki keyakinan dan keberanian mengambil risiko eksplorasi tersebut.
Tantangan Besar dalam Pemboran Sumur Migas
Biaya pemboran sumur migas sangat tinggi, bisa mencapai ratusan juta dolar per sumur. Selain itu, keberhasilan pemboran tidak selalu dapat dijamin. Untuk itu, pemboran pada area berisiko tinggi diserahkan kepada operator swasta, sementara pemerintah menyediakan data geologi secara komprehensif agar risiko investasi dapat diminimalisir.
Saat ini, produksi migas nasional berkisar di angka 600.000 barel per hari. Angka ini masih kurang sekitar 400.000 barel per hari jika ingin mencapai target peningkatan produksi hingga 1 juta barel per hari. Tanpa penemuan cadangan baru, produksi migas hanya bisa bertahan selama enam hingga tujuh tahun ke depan.
Fokus Eksplorasi di Kawasan Indonesia Timur
Badan Geologi memprioritaskan eksplorasi di wilayah Indonesia Timur karena dianggap memiliki risiko geologi yang cukup tinggi. Kondisi tersebut membuat investor enggan melakukan investasi besar di kawasan ini. Sebaliknya, wilayah Indonesia Barat sudah tergolong padat eksplorasi sehingga peluang penemuan cadangan migas baru relatif menurun.
Dengan intervensi pemerintah berupa penyediaan data geologi yang lengkap dan pemberian insentif, diharapkan semakin banyak perusahaan migas yang tertarik berinvestasi di kawasan Indonesia Timur. Langkah ini diambil untuk mendukung pemerataan pengembangan sumber daya migas di seluruh nusantara.
Data dan Insentif untuk Mendorong Investasi
Pemerintah melalui Badan Geologi tidak hanya menyerahkan area eksplorasi, tetapi juga memberikan data teknis yang detail dan akurat kepada calon investor. Hal ini menjadi salah satu strategi utama dalam mengurangi risiko yang dihadapi pelaku usaha di lapangan. Dengan demikian, diharapkan kegiatan eksplorasi dapat berjalan lebih optimal dan cadangan migas nasional dapat segera ditemukan.
Berikut ini rincian singkat terkait kondisi cekungan migas di Indonesia:
- Total cekungan migas teridentifikasi: 128 cekungan
- Cekungan yang sudah dikembangkan: 20 cekungan
- Cekungan yang belum dikembangkan: 108 cekungan
- Fokus eksplorasi prioritas: Kawasan Indonesia Timur
- Produksi migas nasional saat ini: Sekitar 600.000 barel per hari
- Target produksi migas nasional: 1 juta barel per hari
Upaya pemerintah ini menjadi langkah penting dalam menjaga ketahanan energi nasional. Potensi besar cekungan migas di Indonesia membuka peluang bagi investor domestik dan asing untuk turut berkontribusi dalam pembangunan sektor energi. Pengelolaan yang transparan dan insentif yang menarik diharapkan mampu mendorong lahirnya lapangan migas baru untuk menjamin pasokan energi nasional ke depan.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com