BIG Conference 2025: AstraPay Ungkap Faktor Kunci Perkembangan Pesat Digital Payment

Perkembangan pesat pembayaran digital di Indonesia menjadi sorotan utama dalam BIG Conference 2025 yang digelar di Jakarta. Chief Executive Officer PT Astra Digital Arta (AstraPay), Rina Apriana, menyampaikan bahwa pertumbuhan tersebut merupakan dampak nyata dari perubahan perilaku masyarakat dan kemajuan infrastruktur digital yang semakin kuat.

Rina menegaskan bahwa transformasi layanan keuangan ke arah digital bersifat tak terelakkan. Ia menyebut penggunaan layanan pembayaran digital kini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat, menyebabkan preferensi terhadap uang tunai menurun drastis.

Pertumbuhan Transaksi Digital yang Signifikan
Data menunjukkan bahwa transaksi digital atau e-money mengalami kenaikan yang sangat signifikan dalam 4–5 tahun terakhir. Rina memaparkan, tingkat pertumbuhan transaksi digital mencatat Compound Annual Growth Rate (CAGR) sekitar 30 persen. Angka ini menunjukkan bagaimana penggunaan pembayaran digital terus meningkat dengan cepat di Indonesia.

Faktor utama di balik perkembangan ini adalah penetrasi perangkat mobile yang sangat tinggi. Banyak masyarakat yang kini mengakses layanan keuangan melalui smartphone, sehingga memudahkan adopsi pembayaran digital. Selain itu, kehadiran berbagai aplikasi dompet digital membuat ekosistem pembayaran ini semakin dinamis.

Peran Regulasi dan Infrastruktur dalam Memperkuat Ekosistem
Bank Indonesia (BI) memegang peranan penting dalam mempercepat ekspansi pembayaran digital melalui kebijakan yang mendukung ekosistem ini. Salah satu langkah utama adalah perluasan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang kini telah diterapkan pada lebih dari 40 juta merchant di seluruh Indonesia. Sebagian besar merchant tersebut adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.

Bank Indonesia juga konsisten menyusun berbagai roadmap untuk memperkuat infrastruktur digital dan memastikan keberlangsungan pembayaran elektronik yang aman serta efisien. Dengan regulasi yang progresif, industri digital payment di Tanah Air pun tumbuh semakin cepat dan beragam.

Inovasi QRIS Lintas Negara Memperluas Jangkauan
Salah satu inovasi terbaru yang diungkapkan Rina adalah kemampuan penggunaan QRIS secara lintas negara. Saat ini, QRIS bisa digunakan untuk bertransaksi di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Hal ini membuka peluang ekonomi digital yang lebih luas dan mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemain utama di sektor pembayaran digital regional.

Kinerja AstraPay di Tengah Ekonomi Digital yang Berkembang
AstraPay terus menunjukkan kinerja positif yang menguatkan posisinya di pasar pembayaran digital. Hingga November 2025, AstraPay telah mencatat total pengguna terdaftar sebanyak 16,9 juta. Sepanjang tahun tersebut, platform ini telah memproses lebih dari 266 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp142 triliun.

Jaringan ekosistem AstraPay juga berkembang signifikan. Terdapat lebih dari 29.000 merchant QRIS yang bergabung di jaringan AstraPay, serta dukungan dari 133 mitra yang memperkuat layanan pembayaran sekaligus mobilitas digital pengguna.

Optimisme Masa Depan Pembayaran Digital di Indonesia
Dengan seluruh perkembangan tersebut, Rina menyatakan optimisme tinggi terhadap masa depan pembayaran digital. Ia memperkirakan tren digital payment akan terus mengalami peningkatan yang dinamis dan merata. Teknologi dan strategi yang mendorong inklusi keuangan serta kemudahan akses pembayaran menjadi kunci utama pertumbuhan industri ini ke depan.

Transformasi ke digital payment bukan hanya tren sesaat, melainkan sebuah kebutuhan yang semakin mengakar di masyarakat. Dengan dukungan infrastruktur, regulasi, dan inovasi, Indonesia diprediksi akan terus menorehkan kemajuan yang signifikan di sektor keuangan digital pada tahun-tahun mendatang.

Baca selengkapnya di: finansial.bisnis.com
Exit mobile version