PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) baru saja menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Desember 2025. Salah satu keputusan penting dalam RUPSLB ini adalah pengangkatan Febrio Nathan Kacaribu sebagai Komisaris baru BNI.
Febrio menggantikan Suminto yang masa jabatannya berakhir sejak 8 Oktober 2025. Suminto kini ditugaskan sebagai anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ex-officio Kementerian Keuangan.
Pengangkatan Komisaris Baru dan Perubahan Tata Kelola
Dalam keterangan resmi, Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, menyampaikan bahwa pengukuhan pemberhentian Suminto dan pengangkatan Febrio telah disetujui oleh para pemegang saham. RUPSLB juga mengesahkan perubahan Anggaran Dasar BNI.
Perubahan ini menyesuaikan tata kelola pengawasan yang kini berlaku bagi Holding Operasional sesuai dengan Undang-Undang BUMN terbaru tahun 2025. Putrama menyebutkan bahwa keputusan ini menindaklanjuti permintaan Badan Pengelola BUMN (BP BUMN) sebagai Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.
RUPSLB turut memberikan kuasa pendelegasian kewenangan penyusunan serta pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2026. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat proses perencanaan.
Penguatan Perencanaan dan Tata Kelola Operasional
Pemegang saham juga menyetujui pembaruan dokumen Recovery Plan 2025/2026. Dokumen tersebut merupakan bagian dari pemenuhan ketentuan regulator dan penguatan perencanaan keberlanjutan operasi BNI.
Dengan penguatan tata kelola dan rencana yang matang, BNI menyiapkan diri menghadapi tantangan bisnis tahun 2026. Penyesuaian struktur diharapkan menjaga kesinambungan pertumbuhan serta meningkatkan ketahanan perusahaan.
Hal ini juga bertujuan memperkuat kepercayaan pemegang saham serta pemangku kepentingan di tengah dinamika pasar perbankan nasional dan global.
Kinerja Keuangan BNI Kuartal III/2025
BNI mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp15,12 triliun pada kuartal III 2025. Nilai ini menurun dibandingkan kuartal III 2024 yang mencapai Rp16,42 triliun.
Bank juga mempertahankan rasio permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 21,1%. Rasio ini termasuk Tier-1 Capital yang tetap solid di tengah kondisi pasar.
Likuiditas BNI juga sehat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 86,9%. Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) masing-masing berada di angka 167,4% dan 142,1%.
Kualitas Aset dan Pertumbuhan Kredit
Rasio kredit bermasalah (NPL gross) tercatat stabil di 2,0%. Sementara Loan at Risk (LAR) membaik ke level 10,4%. Total penyaluran kredit tumbuh 10,5% secara tahunan menjadi Rp812,2 triliun.
Pertumbuhan kredit tersebut terlihat merata pada semua segmen bisnis. Hal ini mencerminkan portofolio yang lebih sehat dan berimbang.
BNI juga terus memperkuat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) hingga mencapai Rp34,7 triliun. Rasio cakupan CKPN terhadap kredit bermasalah berada di angka 222,7%, sebagai antisipasi potensi risiko kredit.
Penghimpunan Dana dan Strategi Pendapatan
Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI tumbuh 21,4% YoY menjadi Rp934,3 triliun. Komponen Current Account Savings Account (CASA) juga meningkat 13,3% menjadi Rp613,4 triliun.
Strategi BNI dalam digitalisasi transaksi perbankan menghasilkan kenaikan fee-based income sebesar 11% YoY. Pendapatan non-bunga ini menyumbang 30% dari total fee-based income hingga kuartal III 2025.
RUPSLB BNI 2025 menandai pergantian komisaris strategis sekaligus penguatan tata kelola yang responsif terhadap dinamika industri perbankan. Febrio Nathan Kacaribu berperan penting dalam membawa BNI lebih adaptif menghadapi tantangan bisnis yang kian kompleks.
Baca selengkapnya di: finansial.bisnis.com