Larian Studios mengejutkan dunia game dengan mengumumkan proyek RPG terbaru berjudul Divinity. Pengumuman ini disampaikan melalui trailer perdana di ajang The Game Awards bulan Desember, langsung mengundang antusiasme penggemar genre RPG di seluruh dunia.
Divinity membawa kembali dunia Rivellon ke hadapan publik, sebuah langkah strategis setelah kesuksesan monumental Baldur’s Gate 3. Kali ini, dunia Rivellon digambarkan dalam kondisi kacau, para dewa memilih bungkam, dan kekuatan-kekuatan baru mulai muncul ke permukaan.
Kejutan untuk Penggemar Lama dan Pemain Baru
Larian Studios menggunakan nama Divinity untuk pertama kali dalam sejarah waralaba ini. Pilihan tersebut dianggap cukup berani, mengingat ekspektasi besar dari para penggemar lama Original Sin dan Divinity: Original Sin 2. Studio asal Belgia itu secara tegas menyatakan, pemain baru tidak harus paham tentang cerita seri sebelumnya untuk menikmati Divinity. Meski begitu, para veteran tetap akan menemukan kontinuitas lore yang dalam.
Swen Vincke, pendiri sekaligus game director Larian, menyebut Divinity sebagai RPG dengan skala dan kedalaman terbesar yang pernah dibangun oleh studionya. Ia menegaskan, inilah Divinity yang “selalu ingin mereka buat.” Hal ini menunjukkan keyakinan mereka telah mencapai kombinasi teknologi dan kreativitas yang tepat untuk melampaui visi sebelumnya.
Ambisi, Risiko, dan Standar Baru
Standard tinggi yang ditinggalkan Baldur’s Gate 3 membuat Divinity dihadapkan pada harapan baru dari komunitas global. Parameter kualitas seperti sistem combat yang leluasa, narasi dinamis, serta perkembangan karakter yang kompleks kini sudah menjadi prasyarat proyek RPG buatan Larian. “Kami ingin menghadirkan dunia yang lebih intim dan personal, tanpa melupakan skala konflik besar yang sudah menjadi ciri khas Rivellon,” kata perwakilan Larian dalam keterangan resminya.
Namun, ambisi sebesar ini juga menimbulkan tantangan baru. Pengembangan RPG dengan filosofi “breadth and depth” terbesar akan menguji kapasitas tim Larian untuk mewujudkan game yang tidak hanya memenuhi standar, tetapi juga relevan untuk generasi baru gamer.
Dunia Rivellon yang Baru dan Gelap
Divinity menawarkan nuansa Rivellon yang lebih gelap dan dramatis dibanding versi sebelumnya. Dewa-dewa membisu, dunia “berdarah” penuh tragedi, dan tema-tema moral kompleks menjadi benang merah utama narasi. Berbeda dari nuansa humor dan eksperimen di Original Sin, pendekatan kali ini didesain untuk menghasilkan pengalaman emosional yang kuat.
Studio Larian sengaja membuka ruang luas untuk bereksperimen dengan sistem narasi, pertarungan, dan kemungkinan pemanfaatan teknologi terbaru. Divinity bukan sekadar proyek nostalgia. Fokus mereka adalah menyajikan RPG yang matang, relevan, dan bisa dinikmati oleh lintas generasi pemain.
Hal yang Perlu Diketahui tentang Divinity
- Game ini tidak mengharuskan pemain memahami cerita Original Sin.
- Penggemar lama akan mendapatkan lore yang lebih dalam dan berkesinambungan.
- Setting di Rivellon lebih gelap dan dramatik, sangat berbeda dari karya Larian sebelumnya.
- Larian belum resmi mengumumkan jadwal rilis dan platform untuk Divinity.
- Perjalanan pengembangan dipastikan transparan, sebagaimana tradisi studio selama ini.
Bagi para penggemar RPG, hadirnya Divinity menjadi momen penting yang menandai babak baru dalam dunia fantasi Rivellon. Melalui pengumuman ini, Larian Studios menegaskan komitmennya untuk terus mendorong kreativitas, keberanian, dan inovasi dalam pembuatan game role-playing kelas dunia.
Para pemain kini menantikan pengungkapan detail selanjutnya, baik soal gameplay maupun cerita yang ditawarkan. Satu hal yang pasti, Divinity sudah menjadi salah satu karya paling dinanti oleh komunitas gamer global pada bulan-bulan mendatang.
