Lavender marriage artinya pernikahan antara pria homoseksual (gay) dan wanita homoseksual (lesbian) yang dilakukan untuk menyembunyikan orientasi seksual asli mereka dari publik. Pasangan ini menjalani kehidupan pernikahan semu demi menjaga citra sosial dan menghindari diskriminasi.
Istilah "lavender marriage" berasal dari warna lavender yang identik dengan komunitas LGBTQ+. Pada era 1920 hingga 1950-an di Hollywood, warna ini dijadikan kode rahasia untuk menyebut orang-orang homoseksual dalam industri hiburan. Pernikahan seperti ini biasanya hanya "di atas kertas" dan pasangan tetap menjalin hubungan lain sesuai orientasi masing-masing.
Sejarah Lavender Marriage
Praktik lavender marriage paling populer pada masa Hollywood Klasik, sekitar tahun 1930 sampai 1960. Pada masa itu, homoseksualitas sering dianggap penyakit mental dan bahkan kriminal di banyak negara serta dilarang dalam kontrak artis oleh studio film. Karena tekanan tersebut, aktor dan aktris melakukan pernikahan ini untuk melindungi karier dan reputasi mereka.
Sejak abad ke-19, tradisi ini sudah ada di kalangan aristokrat Eropa yang ingin menjaga nama baik keluarga dari skandal orientasi seksual non-heteroseksual. Namun di Hollywood, fenomena ini menjadi lebih luas dan terdokumentasi dengan baik.
Contoh Lavender Marriage Terkenal
Berikut beberapa contoh pasangan lavender marriage yang dikenal publik:
-
Rock Hudson & Phyllis Gates (1955–1958)
Rock Hudson, aktor populer, menikah dengan sekretarisnya, Phyllis Gates, atas saran agen demi meredam rumor orientasi seksualnya. Setelah bercerai, baru terungkap bahwa pernikahan itu merupakan sebuah lavender marriage. - Rudolph Valentino & Jean Acker (1919–1923)
Bintang film bisu Rudolph Valentino menikah dengan Jean Acker, seorang aktris lesbian. Malam pernikahan, Jean mengunci kamar dan menolak tidur bersama Valentino, menandakan hubungan mereka bukan pernikahan biasa.
Perbedaan Lavender Marriage dan Beard Marriage
Meski terdengar mirip, kedua istilah ini memiliki perbedaan berikut:
-
Pasangan
- Lavender marriage: pria gay dan wanita lesbian
- Beard marriage: pria gay atau wanita lesbian dengan pasangan heteroseksual
- Tujuan
- Lavender marriage: saling melindungi dan menutupi orientasi seksual masing-masing
- Beard marriage: salah satu pasangan berfungsi sebagai “penutup” agar orientasi asli disembunyikan
Apakah Lavender Marriage Masih Ada?
Di negara maju yang sudah melegalkan pernikahan sesama jenis, seperti Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Taiwan, fenomena ini semakin jarang terjadi. Namun, di negara yang masih mengkriminalisasi homoseksualitas atau memiliki masyarakat sangat konservatif, lavender marriage masih digunakan sebagai strategi perlindungan sosial.
Praktik ini juga tetap dilakukan oleh publik figur yang khawatir kariernya rusak jika orientasi seksualnya terbongkar. Dengan demikian, lavender marriage menjadi sebuah respons terhadap tekanan sosial dan hukum yang belum sepenuhnya adil.
Fenomena lavender marriage menggambarkan kompleksitas perjuangan komunitas LGBTQ+ di masa lalu. Dari Hollywood klasik hingga era modern, pernikahan ini menunjukkan bagaimana individu berusaha menjaga hidup dan karier di tengah stigma dan diskriminasi. Menyadari sejarah ini penting untuk memahami perjalanan panjang hak asasi LGBT dan pentingnya pengakuan tanpa prasangka di masa depan.
Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com