Gelombang Siklon dan Hujan Monsun Terjang Asia, Sebabkan Kerusakan dan Korban Jiwa

Asia tengah dilanda bencana hidrometeorologi berat akibat siklon tropis dan hujan muson yang menyebabkan banjir dan tanah longsor di berbagai negara. Wilayah dari Indonesia hingga Sri Lanka menghadapi dampak kematian, kerusakan infrastruktur, dan pengungsian massal.

Di Hat Yai, Thailand, air banjir setinggi hampir delapan kaki melanda kota penting di provinsi Songkhla. Wassana Suthi, yang mengelola panti jompo di sana, melaporkan terputusnya akses ke luar dan kelangkaan pasokan medis, termasuk makanan cair yang dibutuhkan pasiennya. “Ini seperti tsunami,” ujarnya menggambarkan kondisi ekstrem.

Dampak Manusia dan Kematian

Menurut catatan dari berbagai badan penanggulangan bencana nasional, jumlah korban tewas mencapai sedikitnya 1.250 jiwa di wilayah Asia yang terdampak. Indonesia melaporkan 702 kematian dan ratusan orang hilang akibat dampak Siklon Senyar di Sumatra. Sri Lanka mengalami dampak siklon Ditwah dengan korban tewas mencapai 410 orang dan 336 masih hilang. Sementara itu, di Thailand dilaporkan 181 kematian mayoritas di Songkhla.

Upaya Penanggulangan dan Bantuan Internasional

Pihak berwenang dan tim penyelamat terus berupaya membuka akses dan mengevakuasi korban dari daerah yang terisolasi. India mengerahkan helikopter militer dan kapal induk logistik untuk membantu Sri Lanka dengan pengiriman bantuan kemanusiaan dan evakuasi warga asing dari berbagai negara. Pakistan juga mengirim tim militer guna membantu operasi penyelamatan di Sri Lanka.

Kerusakan dan Tantangan Pemulihan

Setelah air surut, kawasan yang terdampak banjir penuh dengan lumpur dan puing-puing, memperparah situasi pemulihan. Selain kekurangan logistik, kelangkaan makanan khusus bagi pasien kritis menjadi masalah mendesak di beberapa fasilitas kesehatan. Penduduk setempat berjuang menghadapi trauma kehilangan keluarga dan gangguan kehidupan sehari-hari, dengan banyak kendaraan yang terbengkalai di jalan.

Wabah bencana ini menimbulkan kekhawatiran tinggi tentang pola cuaca ekstrem yang mungkin semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Negara-negara di Asia selatan dan tenggara kini berfokus pada peningkatan kesiapsiagaan menghadapi musim hujan mendatang.

Baca selengkapnya di: www.cnn.com
Exit mobile version