Saham saham empat bank besar yaitu BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI menunjukkan penguatan signifikan pada perdagangan Senin 15 Desember. BBRI melonjak sebesar 4,13% ke posisi Rp 3.780 per saham, disusul BBCA naik 3,75% menjadi Rp 8.300, BMRI menguat 3,53% ke Rp 4.990, dan BBNI naik 4,72% ke Rp 4.440 per saham.
Lonjakan ini juga diiringi aksi beli asing yang cukup besar. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) saham BMRI sebesar Rp 211,79 miliar, BBCA Rp 190,71 miliar, BBNI Rp 131,98 miliar, dan BBRI Rp 127,75 miliar. Aksi beli ini menunjukkan optimisme asing terhadap sektor perbankan jelang akhir tahun.
Menurut analis dari BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), pergerakan saham bank besar berpotensi mengalami momentum window dressing. Mereka menyebut valuasi saat ini relatif murah dan fundamental perbankan mulai stabil, sehingga menarik bagi investor institusional. BRIDS juga menggarisbawahi bahwa sektor bank memiliki likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar besar, sangat cocok untuk menjadi tujuan investasi di penutupan tahun.
Beberapa katalis pendukung termasuk kebijakan moneter yang lebih longgar yang menurunkan cost of fund, sehingga mendukung pertumbuhan kredit serta margin bunga bersih (NIM). Selain itu, risiko kredit tetap terkontrol dengan tingkat Non-Performing Loan (NPL) yang terkendali. Pertumbuhan kredit perbankan juga mulai mendekati titik bottom sehingga potensi perbaikan fundamental semakin terlihat.
Valuasi saham perbankan kini berada di bawah rata-rata historis dengan Price to Book Value (PBV) yang menarik. Dividend yield juga kompetitif, berkisar antara 7–9 persen, menjadikan saham bank besar pilihan utama karena laba yang stabil, likuiditas tinggi, dan konsistensi pembayaran dividen. BRIDS menilai sektor ini tetap mengunggulkan bank besar sebagai investasi jangka pendek hingga menengah.
Secara keseluruhan, sentimen positif dari stabilisasi fundamental dan kebijakan moneter mendukung prospek saham BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI dalam beberapa waktu ke depan. Para investor maupun pelaku pasar diperkirakan akan terus memperhatikan pergerakan saham sektor perbankan, terutama di fase window dressing akhir tahun ini.
