Update Pasar Saham Hari Ini: Pergerakan Indeks dan Tren Trading Terbaru secara Live

Shopee Flash Sale

Pasar saham mengalami penurunan hari ini setelah para pedagang mencerna laporan pekerjaan November yang dirilis terlambat. Indeks S&P 500 turun 0,5%, Nasdaq Composite melemah 0,4%, dan Dow Jones Industrial Average turun 235 poin atau 0,5%.

Laporan pekerjaan menunjukkan penambahan 64.000 lapangan kerja baru, melebihi prediksi ekonom yang memperkirakan tambahan 45.000 pekerjaan. Namun, data yang direvisi menunjukkan kehilangan 105.000 pekerjaan pada bulan Oktober, sementara tingkat pengangguran naik menjadi 4,6%, lebih tinggi dari perkiraan 4,5%.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kesehatan ekonomi Amerika Serikat. Peluang pemotongan suku bunga Fed bulan depan sedikit meningkat menjadi 26% dari sebelumnya 24%, menurut CME FedWatch Tool. Scott Helfstein, kepala strategi investasi di Global X, mengatakan, “Pertumbuhan pekerjaan lebih baik dari ekspektasi, tetapi kenaikan pengangguran belum memberikan sinyal aman.”

Dampaknya terlihat pada sektor teknologi dengan saham Broadcom turun 5,6%, ServiceNow anjlok 11,5%, dan Oracle turun 2,7%. Microsoft juga tertekan karena investor mengambil keuntungan dari saham yang naik signifikan di sektor kecerdasan buatan (AI) dan beralih ke sektor lain seperti kesehatan dan utilitas.

Meskipun terjadi koreksi, pasar saham Amerika Serikat masih dalam tren positif sepanjang tahun ini, dengan semua sebelas sektor S&P 500 mencatat kenaikan. Ini menunjukkan bahwa meski ada tekanan jangka pendek, sentimen pasar tetap didukung oleh fundamental ekonomi yang relatif kuat.

Berikut ringkasan pergerakan indeks utama hari ini:
1. S&P 500 turun 0,5%
2. Nasdaq Composite turun 0,4%
3. Dow Jones Industrial Average turun 235 poin (0,5%)

Investor harus tetap memantau perkembangan data ekonomi dan kebijakan Federal Reserve karena berpotensi mempengaruhi arah pasar di bulan-bulan mendatang. Pengumuman dan data baru akan menjadi faktor penentu momentum pasar selanjutnya.

Baca selengkapnya di: www.cnbc.com

Berita Terkait

Back to top button