Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan kunjungan diplomatik ke Kanada sebagai bagian dari rangkaian persiapan pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kunjungan tersebut terjadi bersamaan dengan eskalasi serangan Rusia yang melancarkan serangan drone dan rudal besar-besaran ke Kyiv.
Rusia mengklaim berhasil merebut dua kota di wilayah timur Ukraina, yakni Myrnograd dan Guliaipole, dalam operasi militer terbaru. Zelensky menganggap serangan itu sebagai bukti bahwa Rusia tidak berniat mengakhiri invasi yang sudah berlangsung sejak Februari 2022.
Wali Kota Kyiv, Vitaliy Klitschko, menyatakan bahwa serangan tersebut menyebabkan kerusakan luas pada lebih dari 2.600 bangunan tempat tinggal serta fasilitas umum seperti sekolah dan pusat layanan sosial. Sekitar dua juta warga mengalami pemadaman listrik dan gangguan pemanas di tengah musim dingin yang ekstrem.
Perdana Menteri Kanada Mark Carney menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan kepada Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. Carney berkata, “Kita memiliki kondisi untuk perdamaian yang adil dan abadi, namun itu membutuhkan Rusia yang bersedia, sedangkan kebiadaban yang terjadi menunjukkan pentingnya dukungan kepada Ukraina.”
Di saat yang sama, Rusia menuduh Ukraina dan para pendukungnya di Eropa mencoba menggagalkan rencana gencatan senjata yang dimediasi AS. Presiden Vladimir Putin memperingatkan bahwa jika Kyiv tidak menyelesaikan konflik secara damai, maka masalah akan diselesaikan melalui kekuatan militer.
Zelensky menyebutkan bahwa selama serangan berlangsung sekitar 10 jam, lebih dari 500 drone dan 40 rudal menghantam ibu kota dan sekitarnya. Ia menegaskan bahwa pembicaraan damai tidak terlihat serius karena tindakan militer Rusia terus berlanjut.
Pertemuan Zelensky dengan Trump diagendakan membahas rancangan perdamaian baru berisi 20 poin yang mencakup pembekuan garis depan dan pembentukan zona penyangga demiliterisasi. Rencana ini menunjukkan kemungkinan Ukraina melakukan konsesi teritorial untuk mengakhiri konflik.
Trump menyatakan sikap skeptis terhadap rencana tersebut dan mengatakan bahwa belum ada keputusan sampai ia menyetujui isi rencana. Salah satu poin penting adalah perjanjian bilateral antara AS dan Ukraina mengenai jaminan keamanan dan kerja sama ekonomi.
Zelensky juga mengungkapkan bahwa isi perjanjian berubah secara dinamis dan diskusi akan melibatkan isu sensitif seperti wilayah Donbas dan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Ia menegaskan perlunya jaminan keamanan yang kuat sebagai faktor utama dalam negosiasi.
Ukraina terus membutuhkan dukungan dari Eropa dan AS, khususnya dalam bentuk persenjataan dan pendanaan untuk produksi senjata dan drone. Zelensky menyampaikan pentingnya sinergi ini untuk menjamin perlindungan wilayah dan rakyat Ukraina selama proses rekonstruksi nasional.
Pemerintah Ukraina bersama AS tengah menyusun peta jalan rekonstruksi yang membutuhkan dana hingga 700-800 miliar dolar AS. Angka tersebut mencerminkan skala besar tantangan yang harus dihadapi untuk membangun kembali negeri pasca-konflik.
Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com