Negosiasi Damai Berhasil, Thailand dan Kamboja Sepakati Kesepakatan Penghentian Pertikaian

Thailand dan Kamboja resmi mengakhiri konflik bersenjata yang menegangkan selama berminggu-minggu. Kedua negara menandatangani perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada Sabtu, 27 Desember 2025, di pos pemeriksaan perbatasan Chathanburi, Thailand.

Penandatanganan ini dilakukan oleh Menteri Pertahanan Thailand Nattaphon Narkphanit dan Menteri Pertahanan Kamboja Tea Seiha. Kesepakatan tersebut merupakan hasil pembicaraan pejabat militer selama tiga hari melalui Komite Perbatasan Umum.

Isi Perjanjian Gencatan Senjata

Perjanjian ini menegaskan kesepakatan gencatan senjata sebelumnya yang berhasil menghentikan pertempuran selama lima hari pada Juli 2025. Selain itu, terdapat 16 langkah untuk menurunkan ketegangan di sepanjang perbatasan kedua negara.

Dalam perjanjian tersebut, kedua negara berkomitmen untuk tidak melakukan pergerakan militer baru maupun pelanggaran wilayah udara untuk tujuan militer. Hal ini bertujuan mencegah eskalasi konflik yang memicu ketegangan berlarut.

Langkah Pemulihan Kepercayaan

Sebagai bagian dari gencatan senjata, Thailand berjanji memulangkan 18 tentara Kamboja yang masih ditahan sejak pertempuran Juli 2025. Pembebasan tahanan ini merupakan salah satu tuntutan utama pemerintah Kamboja.

Sebelumnya, gencatan senjata dimediasi oleh Malaysia dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Juli 2025. Trump bahkan mengancam akan menahan hak istimewa perdagangan jika kedua negara tidak menemukan solusi damai.

Konteks dan Dampak Perjanjian

Konflik Thailand-Kamboja bermula dari klaim wilayah yang saling bertentangan di sepanjang perbatasan. Pertempuran bersenjata terus terjadi dan memicu ketidakstabilan regional selama beberapa bulan terakhir.

Perjanjian gencatan senjata ini menjadi langkah penting untuk menciptakan stabilitas dan menghindari terjadinya konflik berskala lebih besar. Kedua negara juga menunjukkan kemauan untuk berdialog dan menyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi.

Kesepakatan yang diambil oleh Thailand dan Kamboja diharapkan menjadi contoh kerja sama dalam meredakan konflik perbatasan di Asia Tenggara. Peran mediasi pihak ketiga sangat membantu menciptakan momentum perdamaian di wilayah yang rawan konflik ini.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com
Exit mobile version