Situasi Gencatan Senjata Belum Redakan Kekhawatiran Warga Bangkok dan Kamboja untuk Kembali Rumah

Gencatan senjata yang diumumkan antara Thailand dan Kamboja belum sepenuhnya meyakinkan warga kedua negara untuk kembali ke rumah mereka. Terlepas dari penghentian resmi bentrokan, rasa takut masih membekas dan membuat banyak orang tetap memilih bertahan di tempat pengungsian.

Di Kampus Universitas Surin, Thailand, yang telah dialihfungsikan sebagai tempat pengungsian, sebagian pengungsi mulai pulang, namun masih terdapat ratusan orang yang memilih tetap tinggal. Kanlaya Somjettana, seorang pengungsi berusia 21 tahun, menyampaikan bahwa masyarakat masih menunggu kepastian keamanan dari pihak berwenang. Ini dikarenakan pelanggaran gencatan senjata sebelumnya menimbulkan ketidakpercayaan.

Sementara itu, di sisi Kamboja, So Choeun dan keluarganya mengungsi di bawah tenda darurat sebuah pagoda di Provinsi Banteay Meanchey. Meski ingin segera pulang, So Choeun mengaku harus menunggu beberapa hari untuk memastikan suasana benar-benar aman. Ia juga tengah menantikan kelahiran anaknya dan berharap bisa membawa bayi itu kembali ke rumah yang berjarak sekitar satu kilometer dari perbatasan.

Pejabat dari kedua negara menyatakan bahwa gencatan senjata yang sudah berlangsung satu hari masih efektif. Namun, belum semua wilayah perbatasan menerima konfirmasi resmi bahwa situasi aman. Ini membuat warga tetap berhati-hati dan bersikap waspada terhadap kemungkinan konflik yang bisa terjadi kembali.

Konflik bersenjata ini telah berlangsung selama tiga minggu dan menimbulkan korban jiwa sedikitnya 47 orang. Lebih dari satu juta warga di perbatasan kedua negara terpaksa mengungsi akibat eskalasi kekerasan tersebut. Bentrokan ini memicu krisis kemanusiaan yang membutuhkan perhatian dari pemerintah dan komunitas internasional.

Berikut ini hal penting terkait situasi pascagencatan senjata di perbatasan Thailand dan Kamboja:

  1. Ketakutan warga masih menjadi kendala utama kembalinya penduduk ke wilayah konflik.
  2. Tempat pengungsian di Thailand dan Kamboja masih dipenuhi ratusan pengungsi yang menunggu kepastian keamanan.
  3. Pelanggaran gencatan senjata sebelumnya memicu ketidakpercayaan dan kewaspadaan tinggi.
  4. Pejabat kedua negara belum memberikan pemberitahuan resmi akan keamanan secara menyeluruh.
  5. Jumlah korban jiwa akibat bentrokan mencapai 47 orang dengan lebih dari 1 juta pengungsi.
  6. Gencatan senjata baru berusia satu hari, sehingga evaluasi keamanan masih terus dilakukan.

Pengalaman konflik ini menunjukkan bahwa meski secara resmi terjadi penghentian tembakan, proses pemulihan keamanan memerlukan waktu dan langkah transparan dari pemerintah. Perlindungan dan jaminan keselamatan bagi warga sipil tetap menjadi prioritas utama sebelum mereka dapat kembali ke kampung halaman secara permanen. Gencatan senjata adalah langkah awal yang penting, namun pemulihan psikologis dan fisik warga pascakonflik juga tidak kalah penting untuk diperhatikan di masa mendatang.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com
Exit mobile version