Garis Pertahanan Terakhir Gagal, Batas Pemanasan 1,5°C Terancam Terlampaui: Krisis Iklim Meningkat

Bumi saat ini berada di ambang krisis iklim yang semakin serius. Batas kenaikan suhu global sebesar 1,5°C, yang selama ini dipandang sebagai "garis pertahanan terakhir" dalam Perjanjian Paris, diperkirakan akan terlampaui dalam beberapa tahun mendatang.

Para ilmuwan dan lembaga internasional menyebut fase overshoot atau melampaui batas suhu tersebut sulit dihindari. Meskipun begitu, upaya mitigasi pengurangan emisi gas rumah kaca terus digenjot secara global untuk menahan laju pemanasan.

Dampak Melampaui Batas 1,5°C

Pemanasan hingga di atas 1,5°C meningkatkan risiko perubahan permanen pada sistem Bumi. Johan Rockström, Direktur Institut Penelitian Iklim Potsdam, memperingatkan bahwa suhu tersebut dapat memicu transformasi yang tidak bisa dikembalikan, seperti kerusakan ekosistem secara besar-besaran.

Risiko yang mengintai antara lain kepunahan terumbu karang secara global dan peningkatan gelombang panas ekstrem. Selain itu, potensi runtuhnya hutan Amazon dan mencairnya lapisan es di Greenland serta Antartika akan memperparah kerusakan lingkungan dan mempercepat perubahan iklim.

Prediksi dan Tantangan Overshoot

Menurut analisis Climate Action Tracker, dunia akan melewati ambang suhu 1,5°C sekitar tahun 2030. Puncak suhu diperkirakan mencapai 1,7°C sebelum mulai menurun pada 2060-an jika emisi turun drastis. Namun, tanpa penurunan emisi agresif, kenaikan suhu bisa terus berlanjut.

Simon Stiell, Kepala Iklim PBB, menegaskan bahwa meskipun batas tersebut mungkin terlampaui, target penahanan suhu tetap harus dijaga. Hal ini penting agar dampak terburuk krisis iklim bisa diminimalisir dan peluang pemulihan lingkungan masih terbuka.

Strategi Mengelola Kelebihan Emisi

Konsep overshoot mengandalkan kemampuan alami hutan dan lautan dalam menyerap karbon dioksida yang berlebihan. Teknologi penangkapan karbon juga diharapkan dapat mempercepat proses ini. Sayangnya, kapasitas teknologi saat ini belum cukup untuk mengimbangi volume emisi yang terus meningkat.

Ottmar Edenhofer, Ketua Dewan Penasihat Ilmiah Eropa untuk Perubahan Iklim, menyatakan bahwa tanpa penghilangan karbon dalam jumlah besar, skenario overshoot sulit ditangani. Oleh karena itu, pengembangan dan penerapan teknologi ini harus segera dipercepat.

Peluang dan Peranan Perubahan Perilaku

Kesempatan mencegah overshoot sebenarnya masih tersedia satu dekade lalu, namun keterlambatan tindakan global membuat peluang tersebut menipis. Meski begitu, semua tindakan pengurangan emisi, sekecil apapun, tetap memiliki arti besar.

Pengurangan emisi dari sektor energi, transportasi, dan industri harus terus dilakukan. Selain itu, peralihan ke energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan menempatkan peran vital dalam memperlambat pemanasan global.

Masa Depan Krisis Iklim

Dalam beberapa dekade ke depan, dunia akan menghadapi masa kritis yang menentukan keberlanjutan planet ini. Penanganan krisis iklim bukan hanya soal teknologi, tapi juga kebijakan dan kesadaran kolektif global.

Setiap negara perlu berkomitmen kuat demi mengurangi jejak karbon dan menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan demikian, meski batas 1,5°C kemungkinan terlewati, dampak buruknya masih bisa dimitigasi dan kesimbangan iklim dunia dapat diperbaiki secara perlahan.

Baca selengkapnya di: www.suara.com
Exit mobile version