Bahaya Penyakit dan Infeksi Bakteri Akibat Berenang atau Terendam Air Banjir yang Perlu Diwaspadai

Banjir yang sering terjadi saat musim hujan membawa risiko kesehatan yang serius bagi masyarakat. Kontak langsung dengan air banjir dapat menyebabkan berbagai penyakit dan infeksi bakteri yang berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui ancaman kesehatan yang muncul akibat berenang atau terendam air banjir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan berlangsung dari September hingga November 2025 dengan curah hujan tinggi. Kondisi ini meningkatkan potensi genangan air dan banjir di banyak wilayah. Air banjir yang tercemar menjadi tempat berkembang bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit.

Infeksi Naegleria Fowleri

Naegleria fowleri adalah amoeba berbahaya yang dapat menyebabkan peradangan otak serius atau primary amebic meningoencephalitis. Gejala awal muncul dalam lima hari, antara lain mual dan muntah. Pada beberapa hari berikutnya, penderita bisa mengalami demam, sakit kepala, leher kaku, hingga kejang dan halusinasi. Infeksi ini sangat fatal jika tidak segera ditangani.

Diare

Diare adalah salah satu penyakit yang paling umum selama banjir. Penyebabnya adalah bakteri dan virus yang tercampur dalam air banjir. Jika tidak diobati, diare dapat menyebabkan dehidrasi berat, penurunan kesadaran, dan bahkan kematian. Penanganan cepat sangat penting bagi penderita diare yang terpapar air kotor.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Bakteri dan virus di lingkungan banjir juga meningkatkan risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Gejala utama ISPA berupa batuk dan demam yang dapat bertambah parah dengan sesak napas dan nyeri dada. Kondisi ini banyak dialami oleh masyarakat yang terpapar air banjir atau tinggal di area dengan kelembapan tinggi.

Tifus (Demam Tifoid)

Bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan tifus mudah menyebar melalui air banjir. Anak-anak dan orang dewasa yang bermain atau berenang di air yang terkontaminasi berisiko tinggi tertular. Penularan terjadi saat seseorang tanpa sengaja menelan air banjir yang mengandung bakteri tersebut.

Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang jumlahnya meningkat saat banjir. Tikus sebagai pembawa utama bakteri ini biasanya menyebarkan melalui urin dan kotorannya. Luka terbuka yang terendam air banjir dapat menjadi pintu masuk bakteri sehingga menimbulkan infeksi serius.

Penyakit Kulit

Paparan air banjir yang tercemar menyebabkan berbagai masalah kulit seperti infeksi jamur, eksem, dan dermatitis. Kontaminasi bahan kimia berbahaya dan zat toksik di air banjir juga dapat memicu iritasi dan keracunan jika tertelan. Oleh sebab itu, menghindari kontak lama dengan air banjir sangat dianjurkan.

Hipotermia

Berada terlalu lama di air banjir yang dingin dapat menyebabkan hipotermia. Kondisi ini terjadi saat suhu tubuh turun di bawah 35 derajat Celsius karena kehilangan panas berlebih. Hipotermia harus segera ditangani karena dapat menyebabkan gangguan fungsi organ bahkan kematian.

Penyakit yang Dibawa Nyamuk

Genangan air banjir menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan penyakit seperti demam berdarah dan malaria. Berenang atau bermain di sekitar banjir meningkatkan kemungkinan gigitan nyamuk. Pencegahan dengan penggunaan obat nyamuk dan menghindari genangan air sangat penting untuk mengurangi risiko ini.

Untuk menjaga kesehatan saat musim banjir, masyarakat harus menghindari berenang atau berlama-lama dalam air banjir. Selain risiko penyakit yang sudah disebutkan, air banjir juga bisa mengandung kotoran hewan dan bahan kimia berbahaya. Langkah pencegahan dan penanganan dini sangat krusial untuk mencegah komplikasi kesehatan akibat infeksi dan paparan bakteri di air banjir.

Baca selengkapnya di: lifestyle.bisnis.com
Exit mobile version