Waspada 4 Ciri Gangguan Kecemasan Pascabencana dan Cara Efektif Mengatasinya

Gangguan kecemasan pascabencana adalah reaksi umum yang dialami oleh banyak orang setelah melewati peristiwa traumatis seperti bencana alam. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak segera dikenali dan ditangani. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri gangguan kecemasan yang mungkin muncul setelah bencana dan cara efektif mengatasinya.

Ciri-Ciri Gangguan Kecemasan Pascabencana

  1. Reaksi Emosional Berlebihan
    Orang yang mengalami trauma sering menunjukkan perubahan suasana hati yang drastis. Mereka mungkin merasa tidak berdaya, takut berlebihan, dan menganggap dunia di sekitarnya menjadi tempat yang tidak aman. Selain itu, beberapa orang bisa menunjukkan emosi tumpul atau mati rasa, sebagai cara tubuh menghindari rasa sakit emosional. Ada pula yang mengalami iritabilitas dengan mudah marah hingga gejala depresi berat.

  2. Gejala Intrusive (Mengganggu)
    Gejala ini ditandai dengan kemunculan kenangan trauma secara tiba-tiba yang mengganggu aktivitas. Misalnya, mengalami flashback yaitu merasakan kembali kejadian bencana seolah sedang berlangsung. Mimpi buruk dan munculnya gambaran atau pikiran tidak diinginkan juga merupakan bagian dari gejala ini. Hal tersebut bisa sangat menguras energi dan membuat seseorang sulit fokus.

  3. Penghindaran dan Isolasi Sosial
    Penghindaran menjadi mekanisme perlindungan diri yang umum. Penderita cenderung menghindari tempat, orang, atau aktivitas yang mengingatkan pada trauma. Penghindaran ini dapat berkembang menjadi isolasi dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Isolasi sosial bisa memperburuk kondisi kecemasan dan membuat pemulihan mental lebih sulit.

  4. Perubahan Fisik dan Kognitif
    Gangguan kecemasan pascabencana juga memengaruhi fisik dan cara berpikir seseorang. Insomnia atau sulit tidur sangat umum dialami, baik kesulitan memulai tidur maupun sering terbangun. Selain itu, pikiran yang terus menerus berputar dan kewaspadaan berlebihan menempatkan tubuh dalam keadaan siaga. Gangguan konsentrasi membuat aktivitas sehari-hari terganggu, serta sensitivitas berlebihan terhadap suara keras atau gerakan tiba-tiba pun terjadi.

Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan Pascabencana

  1. Penuhi Kebutuhan Dasar Tubuh
    Pastikan kebutuhan fisik seperti tempat tinggal aman, makanan dan minuman cukup, serta waktu tidur terpenuhi. Ketika kondisi tubuh stabil, proses pemulihan mental dapat berjalan lebih lancar.

  2. Tetap Terhubung dengan Orang Terdekat
    Jangan menarik diri dari lingkungan sosial, meski terasa sulit. Berbagi cerita dengan keluarga atau teman dekat bisa meringankan beban emosional dan memberi dukungan penting dalam proses pemulihan.

  3. Kembali ke Rutinitas Harian
    Membangun rutinitas yang stabil dapat memberi rasa kontrol dan keamanan. Mulailah dengan aktivitas ringan dan bertahap, supaya tubuh dan pikiran bisa menyesuaikan dan mengurangi kecemasan.

  4. Batasi Paparan Berita atau Media
    Paparan berita tentang bencana secara berlebihan bisa memicu rasa cemas dan mengulang trauma. Batasi waktu mengakses informasi dan fokus pada hal-hal positif yang memberi ketenangan.

  5. Cari Bantuan Profesional Jika Perlu
    Jika gejala gangguan kecemasan tidak membaik dalam beberapa minggu atau mengganggu aktivitas, segera konsultasikan kepada psikolog atau psikiater. Terapi dan konseling profesional sangat membantu dalam mengelola trauma secara efektif.

Mengenali dan memahami ciri gangguan kecemasan pascabencana sangat penting agar langkah penanganan bisa dilakukan cepat dan tepat. Setiap tanda merupakan sinyal bahwa tubuh dan pikiran sedang berusaha menyesuaikan diri dengan pengalaman sulit. Dengan langkah yang benar dan dukungan memadai, pemulihan mental setelah bencana akan menjadi lebih mungkin dicapai.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com
Exit mobile version