Terobosan Terbaru dalam Penanganan Penyakit Retina
Penyakit retina seperti Degenerasi Makula Terkait Usia (AMD) dan Edema Makula Diabetik (DME) menjadi penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di seluruh dunia. Kondisi ini kerap berkembang secara progresif dan berdampak besar pada kualitas hidup pasien sekaligus menimbulkan beban sosial dan ekonomi yang tinggi.
Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 5 hingga 6 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan akibat penyakit retina. Kementerian Kesehatan RI pun menargetkan pengurangan kasus gangguan penglihatan akibat retinopati diabetik sebesar 25% pada tahun 2030. Dalam rangka mendorong inovasi penanganan penyakit ini, Roche Indonesia baru-baru ini menggelar Roche Retina Summit 2025.
Faricimab: Inovasi Obat yang Efektif dan Berdaya Tahan Lama
Faricimab menjadi pusat perhatian dalam pengobatan penyakit retina. Studi internasional terbaru menunjukkan bahwa obat ini sangat efektif dalam memperbaiki fungsi penglihatan sekaligus dapat mengurangi frekuensi suntikan pada mata hingga 75%. Lebih dari 60% pasien cukup mendapatkan pengobatan setiap empat bulan sekali, yang berarti beban terapi jauh lebih ringan dibandingkan metode konvensional.
Keunggulan Faricimab juga terlihat dari hasil studi SALWEEN yang dilakukan di Asia dan dipresentasikan di Paris tahun 2025. Studi ini membuktikan efektivitas Faricimab dalam menangani Polypoidal Choroidal Vasculopathy (PCV), di mana 61% pasien mengalami regresi polip dan 83% pasien dapat memperpanjang interval injeksi hingga tiga bulan atau lebih.
Manfaat Faricimab untuk Berbagai Penyakit Retina
Selain AMD dan DME, Faricimab kini juga disetujui untuk pengobatan Retinal Vein Occlusion (RVO) atau “stroke mata.” Menurut Dr. Yuen Yew Sen, Spesialis Bedah Retina dari Universitas Nasional Uveitis Singapura, penanganan dini RVO sangat penting untuk mencegah kerusakan penglihatan permanen.
Dr. Yuen menegaskan bahwa Faricimab efektif mengurangi pembengkakan retina dan memperbaiki penglihatan pada pasien RVO. Obat ini juga potensial mengurangi jumlah suntikan yang harus dijalani pasien dalam jangka panjang sehingga mengurangi beban terapi secara signifikan.
Dorongan Kolaborasi dan Inovasi dari Roche Indonesia
Presiden Direktur Roche Indonesia, Sanaa Sayagh, menyampaikan komitmen perusahaan dalam menghadirkan solusi inovatif untuk perawatan mata di Tanah Air. Melalui Roche Retina Summit, Roche memfasilitasi diskusi ilmiah dan kolaborasi antar ahli retina untuk mengakselerasi transformasi standar perawatan retina di Indonesia.
Sanaa juga menekankan bahwa tujuan utama inovasi ini adalah meringankan beban pasien sekaligus memperkuat sistem layanan kesehatan. Terapis retina yang lebih efektif dan tahan lama seperti Faricimab dapat memberikan harapan baru bagi jutaan pasien di Indonesia.
Upaya Terpadu untuk Mengurangi Beban Kesehatan Mata
Menurut dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Ketua Umum INAVRS, kerja sama multisektoral diperlukan untuk membangun ekosistem layanan kesehatan retina yang kuat di Indonesia. Kolaborasi ini penting guna menurunkan angka kehilangan penglihatan akibat penyakit retina secara signifikan.
Dengan dukungan data ilmiah dan pengembangan obat-obatan mutakhir seperti Faricimab, harapan pemulihan penglihatan yang lebih baik dan efektif semakin terbuka lebar bagi masyarakat Indonesia yang kini menghadapi risiko kebutaan akibat penyakit retina.
Rangkuman Data Penting Faricimab
- Efektivitas memperbaiki penglihatan pada AMD, DME, dan RVO telah terbukti secara klinis.
- Mampu mengurangi frekuensi suntikan hingga 75%, sehingga mengurangi beban pasien.
- Studi SALWEEN menunjukkan regresi polip pada 61% pasien PCV dengan interval injeksi diperpanjang 83%.
- Faricimab disetujui untuk pengobatan RVO di Indonesia sejak tahun 2025.
- Mendukung target Kemenkes RI mengurangi gangguan penglihatan akibat retinopati diabetik sebesar 25% pada tahun 2030.
Terobosan Faricimab ini bukan hanya inovasi medis semata, tetapi juga sebuah langkah penting dalam upaya mengatasi masalah kebutaan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia maupun dunia. Diharapkan ke depannya pengembangan terapi semacam ini terus maju untuk mendukung kesehatan mata yang optimal bagi semua kalangan.
Baca selengkapnya di: www.suara.com