Pahami Pengendalian Hipertensi: Lebih dari Sekadar Tekanan Darah Tinggi Saja

Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Nyatanya, hampir satu dari tiga orang dewasa di Tanah Air hidup dengan tekanan darah tinggi, namun banyak yang tidak menyadari atau mengabaikannya.

Menurut data WHO, dari 1,4 miliar penderita hipertensi global usia 30-79 tahun, hanya sekitar 23 persen yang berhasil mengendalikan tekanan darahnya. Di Indonesia, persentase pengendalian tekanan darah justru lebih rendah, hanya sekitar 18,9 persen dari pasien yang rutin mengonsumsi obat hipertensi.

Bahaya Hipertensi yang Sering Terabaikan
Hipertensi disebut sebagai "the silent killer" karena biasanya tanpa gejala. Dokter Tunggul D. Situmorang menjelaskan bahwa hipertensi dapat merusak organ vital seperti jantung, ginjal, otak, dan pembuluh darah secara diam-diam. Banyak pasien baru sadar saat sudah terjadi komplikasi serius seperti stroke atau gagal ginjal.

Lebih dari 80 persen pasien hipertensi di Indonesia masih belum dapat mengendalikan tekanan darahnya dengan baik. Hal ini disebabkan rendahnya kepatuhan dalam pengobatan dan minimnya pemantauan tekanan darah secara mandiri.

Pentingnya Memahami Morning Surge
Tekanan darah manusia tidak statis, melainkan mengikuti ritme sirkadian tubuh. Salah satu fase yang paling berisiko adalah morning surge, yakni lonjakan tekanan darah tajam pada pagi hari antara pukul 06.00 hingga 10.00. Lonjakan ini dapat memicu risiko serangan jantung dan stroke, terutama pada pasien hipertensi derajat 2 dan 3.

Karena itu, melakukan pengukuran tekanan darah secara mandiri setiap pagi dan malam sangat dianjurkan. Pemantauan teratur membantu dokter dalam mengevaluasi pengobatan dan mencegah komplikasi.

Strategi Pengendalian Hipertensi yang Holistik
Hipertensi kronis didefinisikan sebagai kondisi tekanan darah lebih dari 130/85 mmHg yang berlangsung terus-menerus. Pengendalian tekanan darah yang optimal membutuhkan pendekatan menyeluruh yang menggabungkan gaya hidup sehat dengan pengobatan yang tepat.

Berikut ini beberapa langkah penting bagi pasien hipertensi:

  1. Menjaga berat badan ideal melalui pola makan seimbang dengan banyak sayur, buah, dan protein rendah lemak.
  2. Membatasi asupan garam, alkohol, dan menghindari merokok sebagai faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.
  3. Melakukan aktivitas fisik rutin minimal 30 menit per hari selama 3-5 hari dalam seminggu.
  4. Patuh minum obat antihipertensi sesuai anjuran dokter tanpa berhenti sendiri.
  5. Melakukan pemantauan tekanan darah mandiri yang rutin.

Pengelolaan hipertensi menuntut keterlibatan aktif pasien. Data tekanan darah harian yang akurat sangat membantu dokter dalam menentukan terapi yang paling sesuai.

Peran Dokter dan Pasien dalam Pengobatan
Data dari pemantauan mandiri memungkinkan dokter untuk menyesuaikan dosis atau mengganti jenis obat hipertensi. Menurut Tunggul, obat antihipertensi harus memenuhi kriteria ilmiah, terjangkau, dan dapat diterima dengan baik oleh pasien.

Penelitian klinis menunjukkan bahwa penurunan tekanan darah sistolik sebesar 10 mmHg dapat mengurangi risiko stroke hingga 27%. Risiko kejadian kardiovaskular dapat berkurang 20% dan gagal jantung turun 28%. Ini menegaskan pentingnya kepatuhan pada pengobatan dan pemantauan tekanan darah secara konsisten.

Dengan kesadaran dan pengelolaan yang tepat, hipertensi bukan hanya sekadar tekanan darah tinggi. Pengendalian yang baik memastikan pencegahan komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Pemantauan mandiri dan komunikasi terbuka dengan tenaga medis menjadi kunci keberhasilan manajemen hipertensi jangka panjang.

Baca selengkapnya di: lifestyle.bisnis.com
Exit mobile version