Warga Aceh mengibarkan ribuan bendera putih sebagai tanda keputusasaan akibat banjir bandang dan krisis logistik yang berlangsung lebih dari tiga pekan. Aksi ini juga menjadi bentuk protes agar pemerintah pusat segera menetapkan status bencana nasional di wilayah terdampak.
Fenomena ini mendapat respons dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang secara terbuka meminta maaf atas kekurangan penanganan bencana tersebut. Ia mengakui kendala medan berat menjadi salah satu hambatan distribusi bantuan.
1. Simbol Keputusasaan Warga Aceh
Bendera putih yang dikibarkan warga di depan rumah dan posko pengungsian merupakan sinyal menyerah akibat kehabisan sumber daya. Kondisi ini mencerminkan beban berat warga yang kekurangan makanan dan energi.
2. Meluas di Sepanjang Jalur Lintas Nasional
Aksi pengibaran bendera putih menyebar luas sepanjang Jalan Lintas Nasional Banda Aceh–Medan. Titik konsentrasi terbanyak berada di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Timur, hingga Aceh Utara, menjadi perhatian pengguna jalan.
3. Protes atas Lambannya Bantuan Pemerintah
Selain sebagai simbol duka, bendera putih dijadikan protes keras karena kurangnya kecepatan distribusi logistik dari pemerintah pusat. Koalisi Sipil Masyarakat Aceh bahkan ikut mengibarkan bendera putih sebagai kritik atas penanganan darurat yang dinilai tidak memadai.
4. Desakan Penetapan Status Bencana Nasional
Warga menuntut Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto agar segera menetapkan status bencana nasional. Harapannya, intervensi nasional penuh dan dana APBN dapat dialokasikan untuk pemulihan wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
5. Upaya Pemerintah Aceh Menggandeng Lembaga Internasional
Gubernur Aceh Muzakir Manaf telah menyurati UNDP dan UNICEF untuk meminta bantuan pemulihan pascabanjir. Langkah ini diambil karena kerusakan infrastruktur di 18 kabupaten/kota sangat parah dan butuh dukungan internasional.
6. Permintaan Maaf dan Komitmen Pemerintah Pusat
Mendagri Tito Karnavian meminta maaf atas kekurangan penanganan bencana dan mengakui kesulitan medan yang menghambat pengiriman bantuan. Meski demikian, pemerintah pusat berkomitmen segera memenuhi kebutuhan warga terdampak.
7. Sorotan Media Internasional
Aksi bendera putih di Aceh mendapat liputan dari media internasional seperti Channel News Asia asal Singapura. Dunia melihat ini sebagai isyarat kesunyian warga di wilayah yang pernah luluh lantak akibat tsunami 2004 dan kini dihantam bencana ekologi berkepanjangan.
Pengibaran bendera putih menjadi cerminan nyata kondisi warga Aceh yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan akibat bencana alam. Upaya pemerintah pusat dan pemerintah daerah mendapatkan sorotan luas serta tantangan besar dalam menghadapi bencana berkepanjangan ini.
Baca selengkapnya di: www.suara.com