Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) untuk masyarakat terdampak bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Percepatan ini menjadi bagian penting dari fase tanggap darurat menuju pemulihan pascabencana banjir bandang dan tanah longsor.
Data Kementerian PU per 28 Desember 2025 mencatat 47.149 unit rumah rusak berat di ketiga provinsi tersebut. Dari jumlah tersebut, sebanyak 29.542 unit (62,7%) sedang ditangani dengan pembangunan huntara. Sisanya, sebanyak 17.057 unit, mendapatkan bantuan Dana Tunggu Hunian (DTH) sebagai solusi sementara.
Progres Pembangunan Huntara di Aceh
Aceh mengalami kerusakan rumah terbanyak yaitu 38.169 unit. Pemerintah sudah membangun 28.236 unit huntara atau sekitar 74% dari total kerusakan rumah berat. Sisanya sebanyak 9.996 unit diberi bantuan DTH. Kementerian PU fokus pada Kabupaten Aceh Tamiang, karena lahan sudah siap.
Hingga 30 Desember 2025, pembangunan huntara di Aceh Tamiang sudah memasuki tahapan konstruksi utama di lokasi kompleks DPRK dan Kantor Bupati. Satu blok huntara dengan 12 unit modular sudah selesai tahap rangka. Saat ini sedang dipasang atap dan panel dinding. Fondasi umpak untuk blok kedua sudah selesai, dan konstruksi blok ketiga sedang mulai dikerjakan.
Target pemerintah adalah menyelesaikan tujuh blok huntara yang dapat menampung total 336 jiwa pada Januari 2026. Huntara ini dirancang menggunakan rangka baja ringan yang kuat dan tahan lama, serta material berkualitas seperti papan semen dan atap zincalume.
Perkembangan Huntara di Sumatera Utara
Di Sumatera Utara, tercatat 6.322 unit rumah rusak berat akibat bencana. Dari jumlah ini, baru sekitar 14% atau 876 unit huntara yang dibangun. Sementara 4.833 unit rumah lainnya mendapatkan bantuan dana tunggu hunian sebagai penanganan awal. Pemerintah bekerja keras mempercepat pembangunan dengan menyiapkan lahan dan pengadaan logistik yang memadai.
Situasi Huntara di Sumatera Barat
Sumatera Barat memiliki 2.658 unit rumah yang rusak berat. Rencana pembangunan huntara baru sebanyak 430 unit, yaitu sekitar 16% dari total kerusakan. 2.228 unit sisanya mendapat bantuan dana tunggu hunian. Huntara di sini dilengkapi fasilitas pendukung seperti dapur umum, area cuci, musala, dan sarana sanitasi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi.
Secara umum, pembangunan huntara menggunakan sistem modular agar proses konstruksi cepat dan aman. Material utama terdiri dari rangka baja ringan, papan semen, multipleks lantai, dan atap zincalume. Pendekatan ini memungkinkan hunian sementara segera digunakan sehingga warga terdampak bencana bisa segera memiliki tempat tinggal yang layak dan aman.
Upaya percepatan pembangunan huntara ini sejalan dengan koordinasi penuh Kementerian PU bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Prioritas penyelesaian di Aceh diharapkan menjadi contoh untuk percepatan pembangunan di wilayah Sumatera lainnya. Pemerintah terus memantau dan memasok kebutuhan bahan agar progres pembangunan huntara dapat berjalan optimal dalam waktu dekat.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com