Lembata Perketat Pengendalian DBD di Lewoleba Barat: Upaya Cegah Penyebaran Penyakit

Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata bersama Puskesmas Lewoleba melakukan pengendalian intensif kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Lewoleba Barat. Upaya ini dilakukan setelah tercatat 15 kasus DBD sejak Juli 2025 di wilayah tersebut, menjadikannya daerah dengan laporan kasus tertinggi di Kecamatan Nubatukan.

Langkah pengendalian yang diterapkan secara serentak meliputi penggunaan abate, pemasangan kelambu, kerja bakti di lingkungan sekitar, serta fogging untuk membunuh nyamuk dewasa. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lembata, Charles Wutun, menegaskan bahwa pengendalian ini penting mengingat tren kasus DBD yang meningkat terutama selama musim hujan.

Data dari Dinas Kesehatan menunjukkan kasus DBD di Lewoleba Barat mengalami kenaikan dari bulan ke bulan. Pada Juli tercatat 3 kasus, kemudian tidak ada tambahan kasus pada Agustus. September ada 1 kasus, Oktober meningkat menjadi 5 kasus, dan November mencapai 6 kasus. Kenaikan ini mencerminkan tren nasional yang saat ini juga menunjukkan peningkatan kasus DBD.

Meski jumlah kasus di Lewoleba Barat meningkat, wilayah tersebut belum memenuhi kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) sesuai Permenkes No. 15 Tahun 2010. Status KLB akan diberikan jika penyakit baru muncul, terdapat lonjakan signifikan dibanding periode sebelumnya, atau menimbulkan kematian. Charles menyatakan bahwa pihaknya fokus untuk menekan angka kasus agar kondisi ini tidak berkembang menjadi KLB.

Pengendalian lanjutan dilakukan dengan fogging di empat RT yang memiliki jumlah kasus terbanyak, yakni RT 6, 25, 32, dan 39. Charles menekankan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai upaya preventif yang lebih efektif dibandingkan fogging. PSN bertujuan memusnahkan tempat berkembang biak nyamuk agar penularan dapat dicegah sejak awal.

Pemantauan kasus DBD terus dilakukan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR). Sistem ini berfungsi memberikan peringatan secara cepat jika ada kenaikan kasus sehingga respons kesehatan dapat dilakukan sesegera mungkin. Charles juga menjelaskan ketersediaan stok vaksin DBD saat ini sudah ada di Dinas Kesehatan, dan pemakaian vaksin masih menunggu instruksi resmi dari Kementerian Kesehatan.

Selain vaksin DBD, Dinas Kesehatan Lembata juga memiliki stok vaksin untuk penyakit lain seperti diare dan kanker serviks. Meski demikian, sebelumnya pernah terjadi penolakan dari sebagian kecil orang tua terhadap vaksin tersebut, sehingga edukasi kepada masyarakat tetap menjadi prioritas.

Dinas Kesehatan kembali mengimbau masyarakat Lewoleba Barat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan dan rutin melakukan PSN. Langkah ini dianggap penting untuk menekan risiko penyebaran DBD, terutama menjelang puncak musim hujan yang biasanya menyebabkan lonjakan kasus.

Berikut adalah langkah utama pengendalian DBD yang dilakukan di Lewoleba Barat:

1. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin
2. Penggunaan abate di tempat penampungan air
3. Pemasangan kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk
4. Kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar
5. Fogging di wilayah yang memiliki angka kasus tinggi
6. Pemantauan kasus melalui sistem kewaspadaan dini SKDR
7. Persiapan penggunaan vaksin DBD saat mendapat instruksi

Upaya intensif ini diharapkan dapat menekan angka kasus DBD di Lewoleba Barat dan mencegah penyebaran lebih luas di wilayah Kecamatan Nubatukan. Pemerintah daerah dan masyarakat diimbau bekerja sama dalam menjaga kesehatan lingkungan agar risiko Demam Berdarah Dengue dapat diminimalisir secara efektif.

Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com
Exit mobile version