Kemajuan Besar di Dunia Antariksa: Peluncuran, Roket Reusable, dan Misi Penyelamatan Terbaru

China membuat kemajuan besar di bidang antariksa sepanjang tahun ini dengan sejumlah rekor peluncuran dan inovasi teknologi roket. Hingga saat ini, China telah melakukan lebih dari 80 kali percobaan peluncuran orbital, melampaui rekor sebelumnya sebanyak 68 peluncuran pada tahun lalu.

Sebagian besar peluncuran menggunakan seri roket Long March yang terus mempertahankan catatan tanpa kegagalan sejak 2020. Namun, terdapat dua kegagalan yang terjadi pada roket dari penyedia peluncuran komersial.

Terobosan Roket yang Dapat Digunakan Kembali
Pada tahun ini, Landspace, perusahaan roket komersial China, berhasil meluncurkan roket Zhuque 3 ke orbit pertama kalinya. Upaya pendaratan kembali tahap pertama roket ini gagal secara dramatis saat pembakaran pendaratan.

Menutup tahun, China menyiapkan peluncuran roket Long March 12A yang dapat digunakan kembali, menandai langkah maju penting dalam kompetisi teknologi peluncuran yang ramah lingkungan dan efisien.

Pengembangan Program Antariksa Berawak dan Misi Luar Angkasa
Program antariksa berawak China mencatat kemajuan signifikan dengan serangkaian uji coba penting. Tes-tes tersebut mencakup simulasi lepas landas serta pendaratan modul awak Lanyue di kondisi bulan, pengujian pelarian darurat dari peluncuran, serta pengujian tahap roket pendaratan bulan.

Rencana misi pendaratan astronot di bulan sebelum 2030 semakin konkret dan menimbulkan perhatian dari Amerika Serikat, yang berambisi mengirim humans ke bulan melalui Artemis 3.

Konstelasi Megasatelit dan Eksplorasi Deep Space
Salah satu faktor pendorong peningkatan frekuensi peluncuran adalah jaringan megakonstelasi satelit komunikasi Guowang dan Thousand Sails. Masing-masing akan berisi lebih dari 10.000 satelit guna menyaingi layanan Starlink. Tahun ini, Guowang sudah melakukan 15 peluncuran dan dijadwalkan bertambah pada tahun depan.

Dalam eksplorasi luar angkasa yang lebih jauh, misi Tianwen 2 diluncurkan menuju asteroid Kamo’oalewa untuk pengambilan sampel. Pesawat ini diharapkan tiba pertengahan tahun depan dengan membawa data dan sampel dunia baru.

Inovasi Pengisian Bahan Bakar Satelit dan Navigasi Darurat
China berhasil menyelesaikan uji pengisian bahan bakar satelit secara inovatif di orbit geostasioner. Keberhasilan ini berpotensi memperpanjang umur satelit dan mengurangi sampah antariksa.

Namun, tahun ini juga menghadirkan tantangan ketika ditemukan kerusakan pada jendela viewport pesawat ruang angkasanya akibat sampah antariksa. Kerusakan itu mengancam keselamatan awak pada Shenzhou 20 saat hendak kembali ke Bumi.

China segera mengambil langkah darurat dengan memulangkan awak menggunakan Shenzhou 21 dan mengirim Shenzhou 22 tanpa awak sebagai kapal penyelamat di stasiun luar angkasa Tiangong. Penanganan cepat ini menandai keberhasilan pertama China dalam mengatasi insiden darurat penerbangan manusia di luar angkasa.

Agenda Misi Antariksa Tahun Depan
Tahun depan, China berencana meningkatkan laju peluncuran roket dengan pengujian berkelanjutan untuk roket yang dapat digunakan ulang dan peluncuran konstelasi satelit. Beberapa fasilitas peluncuran di Jiuquan, Hainan, dan Shandong akan diperluas.

Misi Chang’e 7 akan diluncurkan untuk mengeksplorasi kutub selatan bulan dan mencari es air, sementara kolaborasi dengan Badan Antariksa Eropa menghadirkan misi cuaca antariksa SMILE.

Di bidang antariksa berawak, Shenzhou 23 dan Shenzhou 24 akan membawa astronot termasuk yang pertama dari Pakistan. Salah satu awak China akan menjalani misi satu tahun penuh di orbit, memecahkan rekor terbaru untuk program luar angkasa negara tersebut.

Kesuksesan peluncuran Long March 10 dan pesawat ruang angkasa Mengzhou tahun depan menjadi kunci bagi tercapainya target pendaratan manusia di bulan sebelum 2030 oleh China. Perkembangan ini menunjukkan ambisi China yang semakin kuat dalam persaingan eksplorasi antariksa global.

Exit mobile version