6 Hal Menarik tentang Owa Kalimantan, Primata Lincah Asli Hutan Tropis Borneo

Di hutan tropis Kalimantan yang rimbun dan lembap, terdapat primata unik bernama owa kalimantan (Hylobates albibarbis). Hewan arboreal ini menghabiskan hampir seluruh waktu hidupnya di pucuk pohon dan menjadi pengisi suara khas pagi hari hutan Borneo.

Populasi owa kalimantan kini mengalami penurunan tajam akibat deforestasi dan ancaman manusia lainnya. Mereka hidup di hutan rawa gambut yang rentan, menjadikan kelestarian mereka penting untuk menjaga ekosistem hutan hujan basah tersebut.

1. Ciri Khas Janggut Putih yang Menonjol
Owa kalimantan mudah dikenali dari “janggut” putih tebal yang kontras dengan wajah hitam dan bulu cokelat keabu-abuan mereka. Nama ilmiahnya, albibarbis, berasal dari bahasa Latin yang berarti “janggut putih,” menggambarkan ciri fisik utama spesies ini.

Ciri ini membedakan mereka dari owa lain, meskipun dulunya sempat dianggap subspesies dari owa lincah di Sumatra. Penelitian DNA terbaru memastikan bahwa owa kalimantan adalah spesies unik dan berbeda.

2. Primata dengan Pola Hidup Monogami
Owa kalimantan hidup dalam kelompok keluarga kecil, terdiri dari satu pasangan dewasa dan anak-anak mereka. Ikatan pasangan owa ini kuat dan biasanya bertahan seumur hidup, sebuah perilaku langka di dunia satwa.

Mereka mempertahankan wilayah sekitar 30-47 hektare dan cenderung sangat protektif terhadap teritori. Anak yang sudah dewasa akan meninggalkan keluarga untuk memulai kelompok baru, menjaga keseimbangan populasi.

3. Komunikasi Melalui Nyanyian Duet Pagi
Setiap pagi, pasangan owa kalimantan melakukan “konser” dengan nyanyian merdu yang bisa terdengar hingga dua kilometer. Sang betina memainkan vokal utama dengan suara bernada tinggi, masih direspon oleh jantan dengan "coda" sebagai balasan.

Menurut New England Primate Conservancy, suara ini memperkuat ikatan pasangan sekaligus menjadi sinyal kepemilikan wilayah kepada kelompok lain. Nyanyian mereka adalah alat komunikasi yang sangat vital untuk interaksi sosial dan teritorial.

4. Gerakan Akrobatik di Atas Pohon
Owa kalimantan dikenal sangat lincah, menggunakan teknik brachiation untuk bergelantungan bergerak cepat dari satu cabang ke cabang lain. Lengan mereka yang panjang hingga 1,5 kali kaki memungkinkan mereka melompat lebih dari 10 meter.

Kecepatan gerak owa ini bisa mencapai 55 km/jam, menjadikan mereka bak pesulap udara di kanopi hutan. Keterampilan ini penting untuk mengejar makanan dan menghindari predator utama seperti macan dahan, elang, dan ular.

5. Pola Makan yang Menjaga Kesehatan Hutan
Sebagai primata frugivora, owa kalimantan menyantap berbagai buah matang, terutama buah ara yang mendominasi sekitar 25% makanan mereka. Ketika buah langka, mereka makan daun muda, bunga, dan serangga sebagai pengganti.

Menurut sumber terpercaya, owa kalimantan berperan penting sebagai penyebar biji. Biji yang dikeluarkan bersama kotoran membantu regenerasi hutan dan menjaga keanekaragaman hayati serta stabilitas ekosistem.

6. Status Konservasi Terancam Punah
International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengkategorikan owa kalimantan sebagai spesies Terancam Punah. Populasinya menurun lebih dari 50% dalam 30 tahun terakhir, dengan ancaman utama datang dari hilangnya habitat.

Deforestasi akibat perkebunan kelapa sawit, penebangan liar, pertambangan, dan kebakaran hutan menyebabkan habitat utama mereka menyusut dengan laju hingga 1% per tahun sejak 1970-an. Perburuan ilegal juga memperparah tekanan terhadap keberlangsungan mereka.

Keberlangsungan hidup owa kalimantan menjadi indikator penting bagi kesehatan hutan Kalimantan. Melindungi mereka bukan hanya menjaga satu spesies, tapi juga menjaga seluruh keseimbangan ekosistem hutan Borneo yang begitu kaya dan berharga.

Exit mobile version