
United Launch Alliance (ULA) berhasil meluncurkan 27 satelit internet Amazon Leo ke orbit pada Selasa pagi, 16 Desember. Roket Atlas V yang membawa satelit-satelit tersebut lepas landas dari Cape Canaveral Space Force Station, Florida, pukul 03:28 EST (08:28 GMT).
Amazon Leo, yang sebelumnya dikenal sebagai Project Kuiper, adalah megakonstelasi satelit internet di orbit rendah Bumi (LEO) milik Amazon. Rencananya, jaringan ini akan terdiri dari sekitar 3.200 satelit yang akan diluncurkan melalui lebih dari 80 penerbangan roket berjenis beragam.
Detail Peluncuran dan Roket Pengguna
Ini merupakan misi keempat untuk Atlas V dalam mendukung Project Leo. Roket Atlas V sendiri telah beroperasi sejak Agustus 2002 dan dikenal handal. Namun, ULA sedang dalam proses menggantikan Atlas V dengan roket baru bernama Vulcan Centaur yang sudah menjalankan tiga misi hingga saat ini.
Peluncuran kali ini berjalan lancar. Satelit-satelit berhasil dikerahkan tepat waktu dalam waktu 15 menit mulai sekitar 20 menit setelah roket lepas landas. Sayangnya, webcast siaran langsung ULA diputus sekitar lima menit setelah peluncuran sehingga momen penyebaran satelit tidak dapat disaksikan secara langsung.
Latar Belakang Amazon Leo dan Kompetisi Satelit Internet
Amazon Leo bertujuan menyediakan konektivitas internet global dengan teknologi satelit. Program ini bersaing langsung dengan Starlink, layanan internet satelit milik SpaceX. Saat ini, Starlink sudah mengoperasikan lebih dari 9.000 satelit di orbit rendah Bumi.
Dalam kurun waktu tahun ini saja, SpaceX telah meluncurkan lebih dari 3.000 satelit Starlink. Fakta uniknya, SpaceX juga menjadi salah satu penyedia peluncuran untuk Amazon Leo dengan roket Falcon 9 yang digunakan untuk mengirim satelit Amazon ke orbit.
Dukungan Peluncuran dari Berbagai Roket
Selain Falcon 9 milik SpaceX, Amazon juga mengandalkan roket roket lain yakni:
- United Launch Alliance Atlas V dan Vulcan Centaur
- Arianespace Ariane 6
- Blue Origin New Glenn
Dengan menggunakan beragam peluncur dari berbagai perusahaan, Amazon berharap program Leo dapat mencapai target jumlah satelit dan cakupan layanan secara efisien dan andal.
Perkembangan Jumlah Satelit Amazon Leo
Sebelum peluncuran kali ini, Amazon sudah mengirim 153 satelit Leo ke orbit dalam enam misi sebelumnya. Itu belum termasuk misi uji coba pada Oktober yang membawa dua satelit prototipe. Dengan tambahan 27 satelit terbaru, jumlah total satelit Amazon Leo yang sudah mengorbit mencapai 180 unit.
Teknologi dan Fungsi Satelit
Satelit Leo beroperasi di orbit rendah untuk meminimalkan latensi jaringan. Posisi satelit yang lebih dekat ke Bumi memungkinkan pengguna mendapatkan akses internet dengan kecepatan lebih tinggi daripada satelit geostasioner konvensional.
Setelah seluruh satelit beroperasi, Amazon Leo akan berfungsi sebagai penyedia layanan internet satelit berskala global, terutama untuk wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur broadband konvensional.
Peluncuran yang sukses pada tanggal 16 Desember menambah momentum bagi Amazon dalam misi mewujudkan konektivitas internet di seluruh dunia. Proyek ini menunjukkan kolaborasi yang unik di industri antariksa karena Amazon membangun jaringan satelitnya dengan dukungan roket dari berbagai perusahaan kompetitor sekaligus.
Dengan jadwal peluncuran yang terus berjalan dan teknologi satelit terbaru, Amazon Leo diprediksi akan menjadi salah satu pemain utama dalam layanan internet satelit global di masa mendatang.





