Perseteruan Hak Paten Antara Xreal dan Viture Jadi Tonggak Baru di Dunia XR Eropa

Pengadilan di Jerman memberikan perintah sementara yang membekukan penjualan kacamata pintar Viture di beberapa negara Eropa. Tindakan ini merupakan dampak dari gugatan paten oleh Xreal yang mengklaim teknologi inti perangkat AR Viture melanggar hak patennya. Kasus ini menjadi salah satu momen penting dalam perkembangan XR (Extended Reality) karena menyoroti persaingan teknologi sekaligus sengketa hukum antar-perusahaan di pasar yang sedang berkembang pesat.

Putusan sementara itu melarang Eden Future, distributor Viture di Uni Eropa, untuk menawarkan, memasarkan, mengimpor, atau menjual produk yang dipermasalahkan di Jerman serta delapan negara Eropa lainnya seperti Prancis, Italia, Spanyol, Polandia, Belanda, Irlandia, Swedia, dan Belgia. Namun, produk Viture seperti Luma Pro masih dapat ditemukan di daftar penjualan Amazon di wilayah tersebut. Keputusan final atas gugatan ini diperkirakan akan keluar setelah awal tahun depan.

Persoalan Inti Sengketa Paten

Perselisihan antara Xreal dan Viture berfokus pada tumpukan tampilan optik dalam kacamata pintar AR. Xreal mengklaim Viture melanggar paten Eropa EP3754409B1 yang mencakup sistem perangkat AR beserta sistem optiknya. Sangat penting diperhatikan bahwa perintah pengadilan ini adalah langkah awal dan bukan suatu keputusan akhir mengenai pelanggaran paten.

Xreal memulai langkah hukum pada bulan September terkait paten tersebut dengan menargetkan Viture Inc. serta Eden Future. Meski pengadilan awal menolak langkah hukum terhadap Viture Inc. atas alasan prosedural, pengadilan di Munich tetap mempertahankan larangan sementara terhadap Eden Future sejak 13 November. Hal ini berdampak langsung pada distribusi produk Viture untuk pasar utama Eropa.

Perbedaan Jelas dalam Jumlah Paten

Kekuatan paten menjadi isu krusial dalam konflik ini. Xreal dikenal menguasai lebih dari 800 paten di seluruh dunia, dengan lebih dari 75 di Eropa dan lebih dari 50 di Amerika Serikat. Sebaliknya, Viture memiliki kurang dari 60 paten secara global, tanpa satupun paten yang disetujui di Amerika Serikat atau Eropa. Fokus paten Viture hanya sedikit pada optik dan perangkat lunak, jauh tertinggal jika dibandingkan dengan jangkauan paten milik Xreal.

Menurut pernyataan resmi Viture, klaim terhadap mereka tidak berdasar karena paten yang dipermasalahkan baru diterbitkan dan masih dalam masa keberatan. Viture telah mengajukan keberatan resmi sekaligus banding atas perintah pengadilan sementara tersebut. Mereka menekankan produk mereka tidak melanggar paten pihak lain dan menolak tuduhan yang mereka anggap sebagai bentuk persaingan tidak sehat.

Dampak dan Reaksi Viture

Meski dilarang sementara di Jerman untuk produk Viture Pro, perusahaan mengklaim produk tersebut sudah terjual habis di pasar Jerman dan tidak ada larangan untuk pasar lainnya di Eropa. Viture juga menegaskan semua produknya tetap tersedia secara online dan tidak ada penghapusan daftar produk di lokasi lain. Perusahaan menganggap langkah Xreal sebagai pemanfaatan celah prosedural untuk tekanan kompetitif dan menyatakan akan terus mengupayakan perlindungan hak hukumnya.

Viture bahkan melaporkan telah melakukan tindakan hukum di China terkait penyebaran rumor negatif yang mereka nilai tidak benar. Penjualan Viture dalam beberapa pasar Eropa tetap kuat meskipun kasus ini berjalan. Data IDC terbaru menunjukkan Viture memimpin penjualan kacamata pintar AR di Amerika Serikat pada kuartal ketiga, meskipun secara global masih tertinggal dari Xreal.

Signifikansi Kasus bagi Industri XR

Kasus ini merupakan yang pertama kali dalam skala besar yang menangani teknologi inti paten perangkat XR. Sengketa antara dua perusahaan ini mencerminkan persaingan sengit sekaligus risiko hukum di ranah teknologi canggih. Dengan XR sebagai pasar yang sedang berkembang pesat dan berpotensi besar, kepemilikan paten menjadi faktor penting dalam menentukan posisi dominan di industri.

Sementara hasil akhir sengketa belum diputuskan, perhatian dunia teknologi akan tertuju pada bagaimana paten dan hak cipta melindungi inovasi sekaligus membawa persoalan kompetisi yang adil. Peristiwa ini juga memperlihatkan bahwa perlindungan hak intelektual menjadi tantangan sekaligus peluang dalam menghadirkan teknologi AR/VR yang lebih maju bagi konsumen global.

Exit mobile version