Jet Tempur Thailand Hancurkan Tiga Kasino di Kamboja, Penyebab dan Dampaknya Terungkap

Jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat dan Gripen produksi Swedia milik Angkatan Udara Thailand melakukan serangan udara terhadap tiga kasino besar di wilayah Kamboja. Serangan ini terjadi sepanjang pekan lalu sebagai bagian dari upaya Bangkok melumpuhkan kemampuan militer Kamboja.

Kasino-kasino tersebut dicurigai dipakai sebagai pangkalan peluncuran drone bersenjata dan tempat penyimpanan roket serta mortir. Bangunan kasino yang menjulang di tengah hutan hijau itu menjadi sasaran utama karena Kamboja belum memiliki sistem pertahanan udara yang memadai.

Latar Belakang Konflik dan Sasaran Serangan

Kamboja selama ini menggunakan mortir dan peluncur roket ganda BM-21 122 mm yang dipasang di truk untuk menyerang wilayah Thailand. Namun, senjata tersebut dinilai tidak akurat. Dalam beberapa waktu terakhir, Kamboja justru semakin sering melancarkan serangan menggunakan drone bersenjata yang lebih presisi.

Angkatan Darat Thailand mencurigai ada keterlibatan asing dalam operasi drone Kamboja. Tentara Thailand yang terlatih oleh Amerika Serikat menemukan komunikasi radio berbahasa Inggris dari militer Kamboja saat drone menjatuhkan mortir di wilayah Thailand, hal ini menimbulkan kecurigaan adanya bantuan eksternal.

Serangan drone Kamboja menggunakan drone pengintai untuk merekam sasaran dan drone bunuh diri yang diarahkan menyerang bunker militer Thailand. Konflik antara kedua negara ini telah menyebabkan korban jiwa dari tentara dan warga sipil mencapai lebih dari 50 orang sejak Juli lalu.

Serangan Multi-Dimensi oleh Thailand

Tidak hanya serangan udara, Angkatan Laut Thailand juga ikut menyerang dengan menembakkan artileri dari kapal perang di Teluk Thailand. Serangan laut yang dilakukan pada 10 Desember menargetkan kasino di dekat Provinsi Trat, yang diduga menjadi basis peluncuran drone. Selain itu, rumah-rumah di daerah perbatasan yang digunakan untuk menyimpan peluncur roket Kamboja turut diserang.

Jet tempur Gripen pada 9 Desember menjatuhkan bahan peledak ke Royal Hill Resort and Casino di Provinsi Oddar Meanchey. Sebelumnya, F-16 menghantam kasino bertingkat yang diduga sebagai basis drone pembawa bom ke Provinsi Ubon Ratchathani, Thailand.

Pihak militer Thailand berusaha meminimalkan kerusakan dan risiko terhadap warga sipil, meskipun tetap menargetkan individu yang diduga terlibat dalam jaringan penipuan daring ilegal yang beroperasi di kasino. Identifikasi penggunaan ganda kasino sebagai fasilitas militer belum dapat diverifikasi secara independen.

Dinamika Politik dan Ketegangan yang Meningkat

Ketegangan ini terjadi di tengah pembubaran parlemen Thailand oleh Perdana Menteri Anutin Charnvirakul pada 11 Desember untuk membuka jalan bagi pemilu nasional dalam 60 hari. Anutin menegaskan tidak akan ada negosiasi dengan Kamboja terkait konflik ini.

Letnan Jenderal Wanchana Sawasdee dari militer Thailand menyampaikan peringatan keras kepada Ketua Senat Kamboja Hun Sen. Ia menegaskan bahwa jika terdapat ancaman senjata yang nyata, lokasi penyimpanannya akan dihancurkan tanpa pandang bulu.

Situasi Kasino dan Konflik Perbatasan

Sebelum konflik, kasino di Kamboja dikenal sebagai tempat ramai untuk penjudi lokal dan asing. Sebagian kasino disinyalir juga menjadi pusat operasi penipuan daring lintas negara. Namun, belum jelas apakah tiga kasino yang dibom termasuk dalam jaringan penipuan tersebut.

Ketegangan dan bentrokan antara Thailand dan Kamboja masih berlanjut, dengan penggunaan berbagai senjata dan drone. Kedua pihak terus berupaya memperkuat posisi mereka di sepanjang perbatasan sepanjang sekitar 500 mil.

Berbagai serangan dengan roket, mortir, dan drone dalam konflik ini menunjukkan eskalasi kekerasan yang signifikan sejak Juli 2023. Serangan jet tempur Thailand terhadap kasino di Kamboja menjadi titik penting dalam strategi militer Bangkok untuk menghadapi ancaman drone dan peralatan militer lain dari Kamboja.

Baca selengkapnya di: www.medcom.id
Exit mobile version