GOTO Menarik Investor Asing, DEWA Jadi Sasaran Radar Akumulasi Saham

Investor asing menunjukkan minat besar pada saham GOTO dan DEWA pada sesi perdagangan pertama Senin, 8 Desember. Net buy asing terhadap GOTO mencatat angka yang sangat tinggi, mencapai 682,6 juta saham.

Total pembelian asing pada saham ini mencapai Rp4,14 triliun, mengindikasikan adanya reposisi strategis investor institusi. Hal ini didorong oleh narasi pemulihan ekosistem digital serta perbaikan keseimbangan kas perusahaan.

GOTO Jadi Magnet Investor Asing
Minat kuat terlihat pada GOTO yang diposisikan sebagai kandidat pergerakan lanjutan setelah fase konsolidasi. Investor asing percaya pada potensi pertumbuhan jangka panjang dari sektor digital ini.

Selain GOTO, saham DEWA juga masuk radar akumulasi dengan net buy sebesar 151,7 juta saham. Lonjakan pembelian DEWA mencapai Rp266,7 miliar, menunjukan daya tarik emiten energi berbiaya rendah.

Perbaikan harga komoditas menjadi faktor utama yang mengangkat kinerja DEWA. Investor asing menunjukkan preferensi pada saham energi yang menawarkan prospek fundamental kuat.

Saham Lain yang Masuk Radar Asing
Investor juga memborong REAL dengan net buy sebanyak 79,4 juta saham. Pembelian ini disinyalir sebagai antisipasi katalis korporasi yang berpotensi mendorong valuasi saham ke tahap berikutnya.

Sebaliknya, saham BKSL mengalami tekanan jual besar-besaran oleh asing dengan net sell mencapai 220,5 juta saham. Hal ini mencerminkan ketidakpastian terhadap arah strategis BKSL dan kemampuan eksekusi proyek properti.

DOOH dan HUMI juga mengalami tekanan jual asing signifikan. Net sell asing pada DOOH mencapai 95,8 juta saham dengan perbedaan penjualan-pembelian mencapai Rp95,9 miliar. HUMI dilepas asing sebanyak 57,2 juta saham karena adanya profit-taking.

Strategi Investor Asing yang Selektif
Data dari Mandiri Sekuritas memperlihatkan pola divergensi yang menandakan investor asing sangat selektif dalam menentukan portofolio. Mereka fokus pada saham skala besar dengan potensi pertumbuhan dan keluar dari saham yang dinilai dengan risiko lebih tinggi.

Langkah ini menjadi sinyal pergantian strategi di awal pekan dengan akumulasi agresif pada saham berprospek dan distribusi pada saham dengan fundamental kurang solid. Pergerakan modal asing ini akan mempengaruhi volatilitas pasar domestik sesi berikutnya.

Baca selengkapnya di: www.kabarbursa.com
Exit mobile version