Tesla Laris di AS dan Eropa, Tersandung Tantangan Berat di Pasar India

Penjualan Tesla di Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan performa yang sangat baik, berbeda dengan apa yang terjadi di India. Pasar yang penuh potensi ini justru memberikan dampak yang berat bagi Tesla dalam penjualan mobil listriknya.

Sejak resmi masuk ke India pada Juli, Tesla hanya mampu menjual sekitar 100 unit mobil listrik. Angka ini terbilang sangat kecil, terutama jika mengingat jumlah penduduk India yang hampir mencapai 1,5 miliar jiwa.

Perbandingan Penjualan dan Dinamika Pasar

Fenomena penjualan mini ini berdampak besar pada organisasi internal Tesla di India. Beberapa eksekutif penting, termasuk kepala operasi hingga sejumlah pejabat lain, memutuskan untuk mundur dari perusahaan.

Jika dibandingkan total pasar mobil listrik India, penjualan Tesla di negara tersebut memang tergolong rendah. Sementara itu, penjualan mobil listrik dari merek lain terus meroket dan membuktikan adanya permintaan yang tinggi.

Berdasarkan laporan Electrek, pasar otomotif India sendiri tumbuh sekitar 13 persen. Penjualan mobil listrik naik pesat hingga 57 persen, jauh di atas pertumbuhan pasar otomotif secara keseluruhan.

Pertumbuhan tersebut didominasi oleh merek asal Tiongkok yang menguasai sepertiga pangsa pasar dengan angka penjualan sekitar 60.000 unit. Di segmen mobil mewah, merek dari Jerman seperti Mercedes, BMW, dan Audi bahkan mampu menjual sekitar 4.000 unit, melampaui pencapaian Tesla.

Tantangan Besar Tesla di India

Tesla menghadapi sejumlah kendala mendasar di India. Meskipun pemerintah membuka peluang dengan penghapusan bea masuk kendaraan listrik pada bulan Maret, hal ini belum cukup untuk mendongkrak penjualan Tesla.

Kebijakan baru ini memudahkan brand asing seperti Tesla, Mercedes, hingga sejumlah produsen Korea dan Tiongkok masuk ke pasar India. Namun, kompetisi juga makin ketat dengan kehadiran pabrikan lokal seperti Tata dan Mahindra.

Salah satu tantangan terbesar adalah harga jual Tesla. Mobil seperti Model Y yang dilepas seharga US$40.000 di AS, naik menjadi sekitar US$67.000 di India. Faktor pajak dan bea masuk membuat Tesla menjadi mobil mewah yang hanya dapat dijangkau segelintir konsumen, sementara penjualan mobil kategori mewah di India hanya satu persen dari total pasar otomotif.

Hambatan Infrastruktur dan Perilaku Konsumen

Pengembangan infrastruktur pengisian daya juga masih jadi masalah. Tesla hingga saat ini hanya memiliki satu stasiun Supercharger, dengan dua lokasi lainnya masih berstatus ‘coming soon’ di daerah Gurugram.

Walaupun tersedia ribuan titik pengisian daya dari berbagai operator dan pengguna bisa mengisi daya dari rumah masing-masing, jumlah tersebut belum cukup mendukung kebutuhan di negara dengan populasi sangat besar.

Hambatan harga dan infrastruktur inilah yang menjadi alasan utama mengapa Tesla tertinggal, meski potensi pasar dan pertumbuhan di India sangat besar. Data dari Electrek menyebut, pasar kendaraan listrik India memang sedang berkembang, namun preferensi masyarakat lebih condong ke merek lokal serta kendaraan dengan harga lebih terjangkau.

Tabel berikut merangkum perbandingan penjualan mobil listrik di India berdasarkan data terkini:

Brand Perkiraan Penjualan Unit
Merek Tiongkok 60.000
Merek Jerman 4.000
Tesla 100

Kondisi pasar yang kompetitif, harga tinggi, serta keterbatasan infrastruktur menjadi hambatan berat bagi Tesla untuk berkompetisi di India. Persaingan antar merek global maupun merek lokal menuntut Tesla untuk beradaptasi agar bisa menemukan celah di pasar Indonesia dan kawasan Asia lain yang memiliki karakter serupa.

Baca selengkapnya di: voi.id
Exit mobile version