LandSpace, perusahaan pengembang roket asal China, menargetkan untuk berhasil melakukan pemulihan booster roket yang dapat digunakan kembali pada pertengahan 2026. Langkah ini menunjukkan ambisi LandSpace untuk menjadi jawaban China atas keberhasilan SpaceX dalam teknologi roket ulang pakai.
Roket dengan tahap pertama atau booster yang dapat kembali dan digunakan ulang sangat penting untuk menekan biaya peluncuran dan mempermudah pengiriman satelit ke orbit. Dengan teknologi ini, eksplorasi ruang angkasa dapat menjadi bisnis komersial yang berkelanjutan, mirip dengan industri penerbangan sipil.
Pada awal bulan ini, LandSpace berhasil melakukan uji coba roket dengan kemampuan penggunaan ulang secara penuh melalui peluncuran perdana Zhuque-3 dari wilayah terpencil di barat laut China. Meski begitu, perusahaan belum berhasil mendaratkan dan memulihkan booster yang berisi mesin roket pada percobaan pertama.
Dong Kai, wakil kepala perancang Zhuque-3, menyatakan dalam wawancara dengan podcast Tech Early Know bahwa mereka berencana melakukan uji coba kedua pada pertengahan 2026 untuk menyelesaikan tahap pemulihan booster. Apabila sukses, LandSpace akan menggunakan booster yang sudah dipulihkan pada peluncuran keempat.
Hingga saat ini, satu-satunya perusahaan yang benar-benar menguasai teknologi roket ulang pakai adalah SpaceX, yang didirikan oleh Elon Musk. SpaceX mampu meluncurkan Falcon 9 sekitar 150 kali dalam setahun dengan booster yang bisa digunakan ulang puluhan kali.
Elon Musk pernah mengungkapkan bahwa desain Zhuque-3 punya potensi mengungguli Falcon 9, namun untuk mencapai frekuensi peluncuran serupa, LandSpace butuh waktu lebih dari lima tahun. Sementara itu, pada periode itu SpaceX akan berfokus pada model roket baru mereka, Starship, dengan kapasitas muatan ke orbit yang jauh lebih besar.
Dong Kai mengakui sulit bagi satu perusahaan di China untuk mencapai frekuensi peluncuran setinggi SpaceX tanpa dukungan ekosistem yang luas. Tahun ini, semua model roket di China berjumlah sekitar 100 peluncuran. LandSpace sendiri merencanakan 10 peluncuran untuk berbagai model mereka pada tahun depan.
Mengingat tingginya biaya operasional untuk uji coba berkelanjutan dan peluncuran berfrekuensi tinggi, LandSpace berharap penggalangan dana melalui pasar modal China dapat mendukung program mereka. Perusahaan tersebut juga berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) pada tahun depan untuk mendapatkan dana yang diperlukan.
