Fakta Penting tentang Sungai Atmosfer yang Menyebabkan Curah Hujan Tinggi dan Banjir Besar

Sungai atmosfer adalah fenomena cuaca yang membawa uap air dalam jumlah besar dari wilayah tropis menuju lintang utara dan selatan. Fenomena ini sering terjadi di pesisir barat Amerika Serikat dan berkontribusi signifikan terhadap curah hujan tahunan di sana.

Menurut Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), sungai atmosfer terbentuk karena suhu hangat yang meningkatkan penguapan air. Uap air ini kemudian dibawa oleh angin di lapisan atas atmosfer mengikuti pola siklon.

Lebar sungai atmosfer biasanya mencapai 400 hingga 600 kilometer dan bergerak mengikuti sistem cuaca yang lebih luas. Meskipun sebagian besar sungai atmosfer relatif lemah, beberapa di antaranya mampu mengangkut uap air dalam jumlah sangat besar.

Survei oleh Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengungkap bahwa sungai atmosfer intens dapat membawa volume air yang setara dengan 7 hingga 15 kali debit harian Sungai Mississippi, yaitu sekitar 16.792 meter kubik per detik. Penelitian terbaru pada 2025 menunjukkan peningkatan frekuensi dan intensitas fenomena ini akibat pemanasan global.

Saat sungai atmosfer mencapai daratan, khususnya pegunungan seperti Sierra Nevada di perbatasan California-Nevada, udara yang mengandung uap air terdorong naik dan mengalami pendinginan. Proses ini menyebabkan uap air mengembun dan turun sebagai hujan lebat atau salju.

Fenomena ini berbeda dengan badai musim dingin biasa yang datang dari Pasifik Utara karena sungai atmosfer membawa udara yang lebih hangat. Akibatnya, hujan turun di atas lapisan salju yang ada, memicu pencairan cepat dan meningkatkan risiko banjir serta longsor lumpur.

Fenomena sungai atmosfer yang kuat sering kali memicu hujan ekstrem dan banjir bandang, seperti yang terjadi di California. Meski berpotensi menimbulkan bencana, sungai atmosfer juga berperan penting dalam memasok air untuk kebutuhan sehari-hari di kawasan tersebut.

Salah satu varian populer dari sungai atmosfer adalah “pineapple express,” yang berasal dari Samudra Pasifik tropis dekat Hawaii. Istilah sungai atmosfer pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology, Yong Zhu dan Reginald E. Newell, pada 1990-an.

Indonesia juga perlu mencermati fenomena ini karena perubahan iklim global dapat memengaruhi pola cuaca di berbagai wilayah, termasuk potensi terjadinya hujan ekstrem. Pemahaman yang baik tentang sungai atmosfer menjadi kunci untuk mengantisipasi dan mengelola risiko bencana hidrometeorologi secara efektif.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com
Exit mobile version