Penelitian terbaru membuka tabir misteri kepunahan Neanderthal yang telah lama diselidiki para ilmuwan. Studi yang diterbitkan di Scientific Reports menggunakan model matematika untuk menguji apakah perkawinan silang dengan manusia modern menjadi penyebab utama hilangnya identitas genetik Neanderthal.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perkawinan silang antara Neanderthal dan Homo sapiens secara bertahap mengaburkan garis keturunan Neanderthal. Dengan kata lain, bukan kepunahan tiba-tiba, melainkan proses asimilasi genetik yang membuat Neanderthal “lenyap” sebagai kelompok genetik terpisah.
Neanderthal dan Homo sapiens: Interaksi Populasi
Neanderthal menghuni Eurasia sejak 400.000 tahun lalu dan menjadi hominid dominan sebelum kedatangan manusia modern sekitar 40.000 tahun yang lalu. Interaksi antara kedua spesies ini melibatkan migrasi kecil-kecilan yang berulang kali. Studi mengusulkan bahwa pertemuan tersebut menghasilkan perkawinan silang, yang kemudian menciptakan populasi hibrida.
Proses ini menjelaskan mengapa DNA Neanderthal masih ditemukan di orang modern, meski dalam jumlah kecil. Menurut riset, identitas genetik asli Neanderthal perlahan memudar karena “pengenceran” akibat persilangan tersebut.
Empat Hipotesis Penyebab Kepunahan Neanderthal
Selain pengenceran genetik, studi ini juga mengevaluasi tiga kemungkinan lain yang telah lama diajukan ilmuwan:
-
Faktor Demografi: Populasi Neanderthal yang kecil, terisolasi, dan pertumbuhan lambat berpotensi cepat punah.
-
Perubahan Iklim dan Bencana Alam: Fluktuasi cuaca ekstrem serta bencana lingkungan dapat menekan populasi Neanderthal hingga kritis.
-
Penyakit dan Persaingan: Homo sapiens membawa penyakit baru dan bersaing untuk sumber daya, yang mungkin melemahkan populasi Neanderthal yang lebih kecil.
- Perkawinan Silang dan Pengenceran Genetik: Hipotesis utama yang didukung studi ini karena kemampuan menjelaskan data genetik yang ditemukan.
Kekuatan Hipotesis Pengenceran Genetik
Penggunaan model matematika memungkinkan peneliti memetakan bagaimana gen Neanderthal terkikis secara bertahap dalam populasi hibrida. Studi ini menegaskan bahwa Neanderthal tidak punah secara mendadak akibat konflik atau disease semata, melainkan identitas mereka terasimilasi oleh Homo sapiens.
Para peneliti menyebut bahwa proses tersebut adalah skenario lebih realistik berdasarkan bukti genetik yang ada. Proses hibridisasi ini menjadi kunci memahami perubahan populasi hominid di Eurasia zaman dahulu.
Implikasi Studi Terhadap Pemahaman Evolusi Manusia
Studi terbaru ini memberi pemahaman baru tentang bagaimana spesies hominid berinteraksi dan berkembang. Ia juga menantang pandangan lama yang menganggap kepunahan Neanderthal sebagai akibat dari kompetisi dan peperangan langsung dengan Homo sapiens.
Melalui pendekatan berbasis data kuantitatif, penelitian ini memperlihatkan pentingnya konsep perkawinan silang dan penggabungan genetik dalam evolusi manusia purba. Ini memperkuat bahwa garis keturunan manusia modern menyimpan jejak dari nenek moyang lain, termasuk Neanderthal.
Dalam konteks ilmu paleoantropologi, temuan ini membuka peluang riset lanjutan dengan fokus pada interaksi biologis dan sosial antarspesies purba. Kesadaran akan adanya proses hybridisasi dapat merevisi sejarah evolusi manusia secara lebih komprehensif dan akurat.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com