Merger BUMN Karya yang melibatkan perusahaan seperti PT PP (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk saat ini masih dalam proses koordinasi intensif. Target penyelesaian merger yang sebelumnya direncanakan segera, kini diperkirakan baru akan selesai pada tahun 2026.
Direktur Utama PT PP, Novel Arsyad, menjelaskan bahwa proses merger masih berjalan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemegang saham BPI Danantara serta konsultan yang terkait. Ia menegaskan, pihaknya rutin berkoordinasi untuk memastikan kelancaran proses tersebut.
Progres Merger dan Faktor Pendukung
Novel menyebutkan bahwa meskipun proses merger masih berjalan sesuai rencana, terdapat berbagai pertimbangan internal dan eksternal yang menjadi bahan evaluasi sebelum merger dapat diselesaikan. Penyelesaian merger ditargetkan rampung dalam waktu dekat, tepatnya pada tahun 2026.
Rencana penggabungan usaha ini melibatkan PT PP dan PT Adhi Karya sebagai BUMN Karya utama yang bersinergi untuk mengoptimalisasi bisnis konstruksi nasional. Setelah merger, kedua perusahaan fokus pada sektor konstruksi sesuai arahan dari BPI Danantara, badan pengelola investasi yang membawahi BUMN Karya.
Fokus Bisnis Setelah Merger
Setelah proses merger selesai, perusahaan hasil penggabungan diharapkan beroperasi maksimal di sektor konstruksi. Hal ini sejalan dengan target dari BPI Danantara yang meminta entitas baru hanya khusus berkonsentrasi pada lini bisnis konstruksi.
Novel menambahkan bahwa bisnis perusahaan akan tetap berfokus melayani area BUMN dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), sekaligus memperluas layanan ke sektor swasta. Dengan demikian, perusahaan akan dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan efisiensi operasional.
Skema Merger dan Pengurangan Jumlah BUMN Karya
COO BPI Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa skema merger adalah bagian dari strategi untuk mengurangi jumlah BUMN Karya yang ada saat ini. Inisiatif ini bertujuan menciptakan sinergi yang lebih kuat dan mengurangi tumpang tindih usaha antar-BUMN Karya.
Saat ini, terdapat tujuh BUMN Karya yang beroperasi di Indonesia, yaitu:
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk
- PT Hutama Karya (Persero)
- PT Brantas Abipraya (Persero)
- PT Nindya Karya (Persero)
- PT Adhi Karya (Persero) Tbk
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
Merger bertujuan mengonsolidasikan beberapa entitas ini agar dapat lebih efektif dalam menghadapi persaingan dan tantangan bisnis konstruksi.
Tantangan dan Harapan Menjelang 2026
Meski proses merger memerlukan waktu yang lebih lama dari rencana awal, langkah koordinasi yang matang dianggap penting untuk memperoleh hasil yang optimal. Persiapan menyeluruh meliputi aspek hukum, keuangan, dan strategis perusahaan supaya merger memberikan nilai tambah signifikan.
Selain itu, merger diharapkan mampu mendorong BUMN Karya menjadi lebih kompetitif dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun internasional. Badan Pengelola Investasi Danantara juga diharapkan mampu mengorkestrasi ekosistem industri konstruksi secara lebih efektif melalui penggabungan ini.
Dengan target rampung pada tahun 2026, proses merger BUMN Karya menjadi perhatian publik dan pelaku industri konstruksi. Ke depan, pembaruan status penggabungan dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan akan penting untuk terus dipantau agar dapat mendukung pertumbuhan sektor konstruksi nasional.
Baca selengkapnya di: www.suara.com