Lonjakan Transaksi QRIS Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026
Selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), volume transaksi sistem pembayaran digital, terutama menggunakan QRIS, mengalami lonjakan signifikan. PT Jalin Pembayaran Nusantara memproyeksikan kenaikan transaksi tahunan lebih dari 50 persen, dengan total mencapai 90 juta transaksi saat momen puncak liburan.
Data Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa sekitar 119,5 juta penduduk atau 42,01 persen dari total populasi Indonesia akan melakukan perjalanan selama Nataru. Angka ini naik 2,71 persen dibandingkan periode sebelumnya dan antisipasi mobilisasi tinggi tersebut berdampak langsung pada aktivitas ekonomi termasuk transaksi digital.
Peran QRIS dalam Mendukung Aktivitas Ekonomi di Masa Nataru
Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji, mengungkapkan bahwa sebagian besar transaksi di masa puncak libur akhir tahun akan didominasi oleh metode pembayaran QRIS. Diperkirakan 80 persen dari lonjakan volume transaksi memakai QRIS, menandakan kematangan adopsi teknologi pembayaran digital di masyarakat.
Selain kemudahan dan kecepatan transaksi, sistem pembayaran digital juga memperkuat pemulihan daya beli masyarakat. Mobilisasi fisik yang tinggi berbanding lurus dengan meningkatnya penggunaan layanan keuangan yang berbasis aplikasi dan cashless, terutama dalam kegiatan perjalanan, wisata, dan konsumsi selama libur panjang.
Kesiapan Infrastruktur dan Layanan Tunai
Meski digital semakin dominan, kebutuhan uang tunai tetap relevan di sejumlah area seperti titik transit, tujuan wisata, dan perlintasan antarkota. Direktur Operasional Jalin, Argabudhy Sasrawiguna, menegaskan bahwa layanan penarikan tunai melalui jaringan ATM dari bank Himbara akan terus dioptimalkan.
Posko operasional Nataru diaktifkan mulai 20 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026. Puncak transaksi digital diperkirakan terjadi pada malam pergantian tahun. Kesiapan layanan digital yang solid dan infrastruktur fisik yang kuat diharapkan menjaga kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat selama periode ini.
Penguatan Sistem Keamanan Transaksi Digital
Lonjakan transaksi digital turut membawa risiko meningkatnya praktik kejahatan siber. Modus penipuan berbasis social engineering yang memanfaatkan kecerdasan buatan semakin canggih dan adaptif. Oleh karena itu, Jalin memperkuat sistem pengamanan dengan mengimplementasikan Fraud Management System (FMS).
FMS mampu memonitor transaksi secara real-time untuk mendeteksi anomali dan potensi fraud. Selain itu, kolaborasi antara pelaku industri keuangan digalakkan untuk berbagi informasi terkait tren dan modus penipuan terkini. Langkah ini penting agar transaksi digital tetap aman dan nyaman bagi masyarakat.
Dukungan Kolaborasi Antar Stakeholder
Forum Link Nataru 2025/2026 mempertemukan berbagai anggota Jaringan Link sebagai wadah koordinasi. Integrasi antara penyedia layanan digital dan infrastruktur keuangan bertujuan menyelaraskan kesiapan operasional menghadapi lonjakan transaksi akhir tahun.
Sinergi tersebut memastikan layanan pembayaran dapat berjalan optimal, baik secara digital maupun tunai. Semua upaya bertujuan menjaga stabilitas ekonomi dan kemudahan transaksi masyarakat di tengah mobilitas yang tinggi selama Natal dan Tahun Baru.
Dengan proyeksi transaksi digital yang menggila, QRIS semakin kuat memposisikan diri sebagai tulang punggung pembayaran selama libur Nataru 2025/2026. Kombinasi kesiapan teknologi dan penguatan keamanan menjadi kunci kelancaran transaksi yang mendukung aktivitas ekonomi nasional pada momen puncak mobilitas masyarakat.





