Ponsel dengan RAM 16GB diperkirakan akan menjadi barang langka di pasaran mulai tahun 2026. Tekanan kenaikan harga komponen memori memaksa produsen mengurangi kapasitas RAM meski harga jual perangkat justru berpotensi naik.
Menurut bocoran terbaru dari tipster di platform Naver, smartphone dengan RAM 16GB hampir punah kecuali untuk beberapa model terbatas dari merek tertentu. Justru varian ponsel dengan RAM 4GB diperkirakan akan semakin umum menggeser model yang besar.
Perubahan Konfigurasi RAM di Pasar Smartphone
Bocoran tersebut mengungkapkan tren penurunan kapasitas RAM secara luas:
- Pasokan ponsel RAM 12GB diprediksi turun hingga 40%.
- Varian RAM 12GB akan digantikan oleh model RAM 6GB atau 8GB.
- Ponsel dengan RAM 8GB berkurang 50%.
- Model RAM 8GB akan digantikan oleh varian RAM 4GB atau 6GB.
Strategi ini adalah upaya produsen menekan biaya produksi yang melambung akibat kelangkaan modul memori.
Dampak Kenaikan Harga Memori terhadap Konsumen
Harga modul memori yang terus naik menjadi masalah global. Permintaan tinggi di berbagai industri menyebabkan kelangkaan dan tekanan harga. Contohnya terlihat pada peluncuran flagship iQoo 15 di India yang mengalami kenaikan harga hingga 33% dibanding seri sebelumnya.
Meski begitu, menaikkan harga bukan opsi mudah di pasar sensitif harga seperti India. Produsen harus menyeimbangkan antara harga dan spesifikasi agar produknya tetap kompetitif. Oleh sebab itu, ada kecenderungan menurunkan kapasitas RAM sambil menjaga harga agar tidak melonjak terlalu tinggi.
Samsung juga dikabarkan akan menaikkan harga ponsel Galaxy di India. Langkah ini menunjukkan bahwa kenaikan harga bersifat sistemik dan berpengaruh pada model lama dan baru.
Pengaruh terhadap Pengalaman Pengguna
Berkurangnya opsi ponsel RAM besar seperti 16GB bisa mempengaruhi performa, terutama bagi pengguna yang melakukan multitasking berat dan bermain game. Ponsel dengan RAM 4GB atau 6GB cenderung lebih cepat menutup aplikasi latar belakang dan terbatas menjalankan aplikasi berat.
Produsen diperkirakan akan lebih mengandalkan optimasi perangkat lunak dan teknologi memori virtual. Inovasi AI juga menjadi solusi untuk mengelola sumber daya memori dengan lebih efisien, mengurangi ketergantungan pada RAM fisik.
Prediksi Pasar dan Strategi Konsumen
Segmen ponsel mid-range dan entry-level diperkirakan paling merasakan perubahan kapasitas RAM ini. Sementara segmen flagship masih mempertahankan RAM tinggi, harga akan terus meningkat. Persaingan di ponsel lipat premium juga kian ketat akibat biaya produksi yang naik.
Krisis memori digital ini menimbulkan peringatan bagi industri akan risiko ketergantungan pada rantai pasok global. Ke depan, diversifikasi pemasok dan investasi teknologi memori baru menjadi prioritas perusahaan.
Konsumen disarankan mempertimbangkan waktu pembelian dengan seksama. Membeli ponsel dengan spesifikasi cukup di akhir tahun 2025 bisa jadi pilihan bijaksana sebelum perubahan kapasitas RAM dan kenaikan harga terjadi.
Situasi ini juga mempengaruhi strategi peluncuran produk baru dari berbagai vendor. Tren dominasi teknologi AI di smartphone 2026 diperkirakan untuk mengoptimalkan performa sekaligus mengakali keterbatasan hardware.
Dampak Meluas ke Pasar PC
Kenaikan harga modul memori tidak hanya pada smartphone, tetapi juga pasar PC. Menurut TrendForce, Dell dan Lenovo sudah memberi sinyal kenaikan harga PC antara 15-20 persen. Ini memperkuat bahwa tekanan inflasi komponen elektronik adalah fenomena global dan sistemik.
Berbagai sektor teknologi harus menyesuaikan strategi bisnis dalam menghadapi kenaikan biaya produksi. Perubahan ini juga membuka peluang inovasi di bidang manajemen memori dan efisiensi daya.
Dengan dinamika pasar yang berubah, keputusan konsumen dalam memilih perangkat pada 2026 akan ditentukan oleh kompromi antara harga, kapasitas RAM, dan performa keseluruhan. Perubahan konfigurasi RAM pada ponsel menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan pembelian.
-
-
-
-
